“PERCAYA”
“Allahku, kepada-Mu aku PERCAYA”
Bagi
kita, anak-anak Tuhan, tentu mengenal tulisan di bawah judul “PERCAYA”.
Tapi,
tahukah kita akan arti tulisan itu ? arti yang sesungguhnya ?
“Allahku,
kepada-Mu aku PERCAYA”, di dalam Alkitab -terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia,
edisi II, cetakan pertama, tahun 1993- , Tuhan
Yesus ketika akan naik ke Surga, bersabda,
“Pergilah
ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang PERCAYA dan dibaptis akan
diselamatkan,…” (Markus
16:15b-16a).
Adakah
kita PERCAYA, sebab ingin diselamatkan ?
Atau,
kita PERCAYA, karena “…apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kePERCAYAan, kamu akan
menerimanya.” ? (Matius
21:22)
Para pembaca yang dikasihi Tuhan, jangan terlalu èntèng mengucapkan kata PERCAYA,
apalagi mengaku PERCAYA kepada Tuhan yang tidak kelihatan ! atau
jangan-jangan, waktu kita berucap, “Aku PERCAYA kepada Allah Bapa...”, dan……
Tuhan (di dalam Surga) bergumam, “gombal…”,
sambil tersenyum…
PERCAYA,
seringkali kita dapat menjadi PERCAYA ketika ada bukti.
Contoh 1,
- Api itu panas.
PERCAYA, terbukti kalau api itu memang panas, walau sekecil apapun.
Contoh
2,
- Berdoa sebelum pergi,
akan selamat. PERCAYA, pernah tersandung dan ternyata tidak berdoa
ketika akan pergi (padahal jalannya yang sembrono).
Lalu,
PERCAYA yang seperti apakah kita terhadap Allah Bapa, terhadap Tuhan Yesus Kristus, dan terhadap Roh Kudus (Roh
Allah) ?
“Jika kamu percaya kepada Tuhan Yesus Kristus
dan dibaptis, kamu diselamatkan !”, ucapan
yang selalu dikatakan oleh pembawa firman. Sudah cukupkah ?
Pembawa
firman juga sering mengingatkan kita kepada Janji Tuhan.
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” – Matius 7:7
“Kita
tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,…” – Roma 8:28a
“Sebab
Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,
demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan
kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
– Yeremia 29:11
“Ingatlah…
dan peganglah Janji Tuhan !”
Apakah
dengan janji-janji Tuhan, maka kita menjadi PERCAYA ?
Para pembaca yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, PERCAYA bukanlah sekedar ucapan belaka, bukan percaya bahwa dengan
berdoa kita akan selamat (sugesti), juga
bukan dengan iming-imingan janji Tuhan lalu kita menjadi PERCAYA.
Penulis
PERCAYA kepada Allah, PERCAYA kepada Tuhan Yesus Kristus dan PERCAYA kepada Roh
Kudus, karena PERCAYA
titik (dengan maka dan maka…)
Sebabnya
penulis PERCAYA ?
Karena
Allah Bapa yang menyuruh penulis lahir ke dunia ini.
Buktinya
?
(satu contoh bukti nyata) Pasangan
teman penulis (pasutri, usia 28 – 30 tahun), sudah menikah selama ± 6 tahun,
belum dikaruniai anak. Mereka sudah memeriksa kesuburan berdua, ternyata
hasilnya positif subur.
Kesimpulan : Hanya Allah yang berkuasa untuk urusan kelahiran,
dan penulis menyimpulkan bahwa penulispun lahir atas perintah (anugerah) dari
Tuhan.
Penulis PERCAYA karena semua manusia diciptakan oleh Allah (Amsal 22:2 ; Matius 19:4), oleh sebab itu, Allah Bapa disebut juga sebagai Sang Pencipta, bagi umat kristiani dan bagi umat non-kristriani.
Karena penulis PERCAYA kepada Allah,
maka segala apa yang penulis perbuat di dunia ini, Allah mengetahuinya, bahkan
Allah telah tahu sebelum
penulis melakukannya.
“Engkau
mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.
Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah
Kauketahui, ya TUHAN.” ~ Mazmur
139:2&4~
Karena
PERCAYA, maka penulis BERSERAH kepada Tuhan. (maka pertama)
Sering
penulis diejek oleh teman-teman, ketika penulis berkata, “BERSERAH kepada Tuhan”. Mereka menganggap penulis sudah putus asa, sudah
pasrah…, benarkah ?
Sama
sekali tidak benar ! penulis BERSERAH atas
apa yang dikehendaki-NYA. Penulis pernah bekerja (dalam keadaan stroke) kepada seseorang yang… dasar pendapatannya
“tidak berkenan” bagi Tuhan. Keinginan untuk menghasilkan bagi keluargalah yang
menyebabkan penulis ingin bekerja.
Penulis
telah berdoa sebelumnya, penulis ingin mendapat uang guna kebutuhan keluarga,
di doa itu juga penulis katakan, jika pekerjaan ini adalah kehendak-NYA, puji
Tuhan, jika tidak, berikan jalan yang lain.
Doa
pun bersambut, ada sesuatu yang mengharuskan penulis berhenti dari pekerjaan
itu. Padahal pekerjaan itu sangat mudah…, sedikit mengetik di komputer,
menerima telepon dan pulang. Dan lagi…, gajinya lumayan untuk membelikan anakku
mobil BMW X3…… miniaturnya…
he..he..he..
Tapi
ini yang disebut BERSERAH
karena PERCAYA, tidak menyesali keputusan untuk berhenti bekerja,
karena Allah tidak berkenan.
Sedikit catatan, bekerja
pada seseorang yang kita ketahui kalau hasil pendapatan orang itu “tidak halal”,
selalu merasakan kegelisahan.
Setelah
BERSERAH karena PERCAYA, apa yang
harus kita perbuat ?
Penulis
berusaha sekuat mungkin untuk men-TAAT-i segala
aturan-main yang Tuhan buat bagi penulis (juga bagi kita semua). Dan
aturan-main yang dibuat-NYA, ada di Alkitab,
komplit, dari lahir hingga meninggal ! (maka kedua)
“Demikianlah kamu
harus berpegang pada segala ketetapan-Ku dan segala peraturan-Ku serta
melakukan semuanya itu; Akulah TUHAN” ~ Imamat 19:37 ~
“Akhir kata dari
segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada
perintah-perintah-Nya, karena ini adalah KEWAJIBAN
SETIAP ORANG.” ~ Pengkhotbah 12:13 ~
TAAT
kepada Allah, Tuhan Semesta Alam, bukan hanya TAAT
kepada aturan dan perintah-NYA saja, tetapi TAAT
juga terhadap peraturan pemerintahan dimana kita tinggal.
“Taatilah
pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas
jiwamu,…” ~ Ibrani
13:17a ~
Para ahli Taurat ingin
menjebak Tuhan Yesus dengan sebuah pertanyaan, tapi pertanyaan itu di jawab
oleh Tuhan Yesus dengan bijak-NYA.
“…"Kalau
begitu berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan
kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah !”” ~ Lukas 20:25
[baca juga, Lukas 20:20-26]
“JANGANlah kamu menjadi SERUPA
DENGAN DUNIA INI, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu
dapat membedakan manakah kehendak ALLAH: apa yang baik, yang berkenan kepada ALLAH
dan yang sempurna.” ~ Roma 12:2 ~
Ibrani 13:7, mengatakan
bahwa kita harus men-TAAT-i para
pemimpin kita (dari presiden sampai ketua RT).
Tuhan
Yesus Kristus juga (Lukas 20:25) bersabda
bahwa apa yang harus kita berikan kepada kaisar (pemimpin atau pemerintahan),
berikanlah. Sedangkan yang harus kita berikan kepada Allah, yah berikan juga.
Roma 12:2, mengingatkan
bahwa kita yang sudah dibaharui oleh baptis dalam nama Allah Bapa, Allah Anak
dan Roh Kudus, dan menjadi PERCAYA, jangan
kembali ikut-ikutan keinginan dunia.
Keterangan di atas cukup
untuk menyadarkan kita yang masih suka menggerutu, marah dan panas hati
terhadap apa-apa yang pemerintah putuskan. Dan kita harus TAAT dalam perintah-NYA serta dalam peraturan dunia (baik itu peraturan pemerintah, keluarga,
perusahaan, sekolah maupun gereja), untuk menunjukkan bahwa kita adalah
BENAR ANAK
TUHAN !
Ingatlah dan renungkanlah sebelum kita
melakukan tindakan,
apakah sesuai akan dengan Roma 12:2
PERCAYA tidak mengharapkan selamat, tidak mengharapkan Janji Tuhan, tidak mengharapkan apa-apa. PERCAYA karena Allah sudah
menciptakan kita. Dan sebagai ciptaannya, apakah kita mesti menagih janji-nya ?
PERCAYA – BERSERAH – TAAT = Merupakan
kesatuan yang utama, dan yang tidak dapat dipisahkan.
PERCAYA kepada Sang Pencipta, karena kita diciptakan
oleh-NYA.
BERSERAH kepada Allah Bapa, karena DIA tidak akan memberi celaka.
TAAT kepada
Tuhan, sebagai syarat dari PERCAYA dan BERSERAH.
Para pembaca yang dikasihi Tuhan, mohon
ditanyakan sekali lagi ke diri para pembaca;
- Benarkah saya PERCAYA kepada Allah Bapa, Tuhan Yesus dan Roh Kudus ?
- Mengapa saya harus PERCAYA ?
- Apa yang membuat saya jadi
PERCAYA ?
“Allahku, kepada-Mu aku PERCAYA”
~ Mazmur 25:2a ~
“…dan berbahagialah orang yang PERCAYA
kepada TUHAN.”
~ Amsal 16:20b ~
Tuhan memberkati kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuhan memberkati kita