img.bhsmly { height: auto !important; vertical-align: middle !important; width: auto !important; border:0px !important; }

Minggu, 03 Maret 2013

Interaksi II

INTERAKSI II



Teman-teman seiman di dalam Tuhan Yesus Kristus, jumpa lagi nieh !


Sekilas kita ingat dulu cerita di Interaksi 1.

Kita sedang berjalan-jalan di kawasan perbukitan, bertemu dengan orang asing yang terjatuh ke jurang. Kita menolongnya, dia meminta air minum, kita berlari beli dan memberinya (ingat pisgor ? hiks….), kita papah orang itu menuruni perbukitan.

Sampai di lokasi pedagang, orang itu meminta dibelikan mie ayam, sedangkan kita sudah tidak memiliki uang (ingat air liur yang kering ? hiks…), orang itu mendesak kita untuk menggadaikan hape kita untuk bisa membeli mie dan ongkos dia pulang ke rumahnya….

Pertanyaannya :
- Bagaimana sifat orang yang kita tolong ?
- Bagaimana cara untuk menolong orang type seperti ini ?



Terima kasih atas jawaban-jawaban dari teman-teman (walau dalam hati), budi-baik teman-teman tak akan penulis lupakan……………… kalau masih ingat… ha ha ha ha…



Teman-teman seiman di dalam Tuhan Yesus Kristus, bagaimana KALAU orang yang di tolong itu adalah KITA, sedangkan yang menolong adalah TUHAN YESUS KRISTUS ? (nah lu…)

Renungkan sejenak…. benarkah orang yang berkesusahan itu KITA ? dan Sang Penolong itu TUHAN YESUS ? dan benarkah KITA begitu ‘manja’ dengan meminta ini dan itu ?


Tuhan Yesus Kristus sudah berkorban darah dan tubuh-NYA, untuk menebus KITA (manusia) dari keterpurukan dosa.

Dan apa balasan KITA terhadap DIA ? bukannya membalas kebaikkan dengan kebaikkan, malah kita membalasnya dengan; meminta-minta !
Minta berkat, minta perlindungan. Itu permintaan masih dalam taraf yang wajar.

Di taraf medium,
- minta seorang kekasih dengan spesifikasi yang….
- minta pekerjaan dengan kriteria yang….
- minta sebuah mobil…, sedangkan rumah masih ngontrak dalam gang…

Taraf yang ‘kurang ajar’,
- pergi ke luar kota, minta rumah dijagakan (terus yang menjaga kita siapa ?)
- marah jika rencana yang sudah didoakan tidak terkabul
- doa makan, sadar jika banyak orang-orang yang belum punya makanan, tapi minta Tuhan yang memberkati mereka (berkat dari Tuhan, disimpan sendiri ?)


Sudah sadarkah kalau orang yang ditolong itu adalah KITA, dan yang menolong adalah TUHAN YESUS KRISTUS ?



Memang, Tuhan itu Maha Penyayang.

Kitab Kejadian 3:21, menjelaskan, “Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.”

Kisah Adam dan Hawa yang sudah terbukti melanggar perintah-NYA, dan ketika mereka diusir dari Taman Eden, ehh….. masih sempat-sempatnya Tuhan Allah berburu binatang…. mengulitinya… memprosesnya (supaya jangan bau)…. membuat patron… gunting, jahit dan mengenakannya untuk Adam dan Hawa !

Kurang apa Penyayang-NYA Tuhan Allah itu ?

Tapi…, apakah kita begitu saja menerima kasih-NYA ? yang kemudian cumanya bisa minta berkat ? minta seorang kekasih dengan spesifikasi ini dan itu ? minta dilindungi rumah dan barang seisinya ?

Jangankan Tuhan, yang Maha Tahu, kita saja yang diminta hal-hal seperti itu akan jatuh omongan “Ga tau malu tuh orang !” Setuju ?!



Kembali kepada diri kita sendiri, benarkah kita tidak tahu malu ? atau kita menurut firman-NYA yang bersabda;

“Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga ! IA akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya” – Matius 7:11

Sabda Tuhan mengatakan bahwa Tuhan akan memberikan yang baik kepada mereka (kita) yang meminta. Jadi ? tak masalah meminta dengan sedikit ‘kurang ajar’, benar begitu ?

Memang, banyak dari kita-kita yang ‘suka’ membaca sabda-NYA, dan jika terasa baik untuk kita, terus dipakai sebagai ayat kesukaan. Tapi kalau sabda-NYA tidak kita sukai, misal;

…Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” – Matius 5:44

Ada yang ingin menjadikan ayat ini sebagai ayat kesukaan ?
Kita memang berdoa untuk orang yang menganiaya kita, tapi doanya minta Tuhan untuk menghukum mereka…., sesuaikah dengan yang dikandung dalam ayat di atas ?

Teman-teman, kita sebagai umat Allah, jangan mengambil sabda-NYA yang enak-enak saja, tapi kita juga harus mengambil KESELURUHAN dari sabda-NYA, agar supaya predikat menjadi umat-NYA benar-benar melekat pada kita.


~ Satu tips bagi teman-teman yang menginginkan sabda dalam Matius 7:11 terwujud, maka laksanakan sabda-NYA dalam Matius 6:33 ~



Sekarang, kembali kepada ketidak-maluan kita terhadap Sang Penolong, Tuhan Yesus Kristus.

Banyak teman-teman yang selalu mengucap syukur di dalam status jejaring sosial, tapi tidak sedikit pula yang ‘meminta-minta’. Sah-sah saja jika mau meminta sesuatu kepada Tuhan Allah, wong DIA itu Bapa kita…, tapi… cara meminta kepada Tuhan tidak sama dengan meminta kepada manusia.

Meminta kepada manusia, bisa memohon, bisa merayu, bisa menjilat, bisa dengan paksaan, atau bisa dengan kekerasan !

Meminta kepada Tuhan, tidak seperti kepada manusia;

- Harus Hormat
- Tulus
- Sesuai kebutuhan
- Jujur, tidak menjilat
- dan Berserah atas kehendak-NYA.

Bila kita memiliki permintaan kepada Tuhan, gunakan kalimat,
 Jika Tuhan berkenan,…
di dalam doa kita. Dengan demikian, Tuhan pun tidak terbebani dengan apa yang kita minta. Koq begitu ?

Ya, begitu ! karena Tuhan Maha Penyayang, Penuh Kasih, jadi jika permintaan kita akan berakibat buruk bagi kita, apakah Tuhan akan mengabulkannya ?

Jika seandainya kita adalah ‘orang baik’ dan memenuhi syarat untuk mendapatkan permintaan dari Tuhan, yang ternyata permintaan itu berakibat buruk bagi kita, apakah Tuhan tetap mengabulkannya ?

Penulis mengambil contoh :

Seorang yang saleh berdoa, agar dia bisa memiliki mobil. Sebagai orang yang saleh, dan mengerjakan semua perintah Tuhan, tentunya pintu permohonan telah terbuka bagi dia. Tapi Tuhan melihat bahwa orang saleh ini belum bisa mengendarai mobil, jika Tuhan kabulkan, maka celakalah yang Tuhan berikan kepada orang saleh itu. Tetapi jika Tuhan tidak kabulkan… tentunya si orang saleh itu akan merasa ‘dibohongi’ oleh janji Tuhan.

Apa yang harus Tuhan lakukan ? dan apakah Tuhan tidak terbeban dengan kasus di atas ? Tuhan Maha Kasih, bukan berarti Tuhan bisa ‘cuek’.



Saran dari penulis, jika teman-teman ingin berdoa :

- Berdoalah dengan ucapan syukur ~ 1 Tesalonika 5:18

- Jika ingin meminta;
   - Pertimbangkanlah berulang-kali.
   - Mohonkanlah dengan hormat.
   - Jangan lupa menggunakan kalimat, “Jika Tuhan berkenan,….
   - Berserahlah atas kehendak-NYA.

Hal ini juga berlaku untuk doa meminta berkat yang kita mohonkan untuk seseorang, janganlah kita berlaku seperti seorang ‘boss’ yang menyuruh pegawainya, “Tuhan berkatilah dia…!



Tuhan memberkati kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuhan memberkati kita