INTERAKSI II
Teman-teman seiman di dalam
Tuhan Yesus Kristus, jumpa lagi nieh !
Sekilas kita ingat
dulu cerita di Interaksi 1.
Kita sedang berjalan-jalan
di kawasan perbukitan, bertemu dengan orang asing yang terjatuh ke jurang. Kita
menolongnya, dia meminta air minum, kita berlari beli dan memberinya (ingat
pisgor ? hiks….), kita papah orang itu menuruni perbukitan.
Sampai di lokasi pedagang,
orang itu meminta dibelikan mie ayam, sedangkan kita sudah tidak memiliki uang
(ingat air liur yang kering ? hiks…), orang itu mendesak kita untuk
menggadaikan hape kita untuk bisa membeli mie dan ongkos dia pulang ke rumahnya….
Pertanyaannya :
- Bagaimana sifat orang yang
kita tolong ?
- Bagaimana cara untuk
menolong orang type seperti ini ?
Terima kasih atas jawaban-jawaban
dari teman-teman (walau dalam hati), budi-baik teman-teman tak akan penulis
lupakan……………… kalau masih ingat… ha ha ha ha…
Teman-teman seiman di dalam
Tuhan Yesus Kristus, bagaimana KALAU orang yang di tolong itu adalah KITA, sedangkan yang menolong adalah TUHAN YESUS KRISTUS ?
(nah lu…)
Renungkan sejenak…. benarkah
orang yang berkesusahan itu KITA ? dan Sang Penolong itu TUHAN YESUS ? dan
benarkah KITA begitu ‘manja’ dengan meminta ini dan itu ?
Tuhan Yesus Kristus sudah
berkorban darah dan tubuh-NYA, untuk menebus KITA (manusia)
dari keterpurukan dosa.
Dan apa balasan KITA
terhadap DIA ? bukannya membalas kebaikkan dengan kebaikkan, malah kita
membalasnya dengan; meminta-minta !
Minta berkat, minta perlindungan.
Itu permintaan masih dalam taraf yang wajar.
Di taraf
medium,
- minta seorang kekasih
dengan spesifikasi yang….
- minta pekerjaan dengan
kriteria yang….
- minta sebuah mobil…, sedangkan
rumah masih ngontrak dalam gang…
Taraf yang ‘kurang
ajar’,
- pergi ke luar kota, minta rumah dijagakan
(terus yang menjaga kita siapa ?)
- marah jika rencana yang
sudah didoakan tidak terkabul
- doa makan, sadar jika banyak orang-orang yang belum
punya makanan, tapi minta Tuhan yang memberkati mereka (berkat dari Tuhan,
disimpan sendiri ?)
Sudah sadarkah kalau orang
yang ditolong itu adalah KITA, dan yang menolong adalah TUHAN YESUS KRISTUS ?
Memang, Tuhan itu Maha
Penyayang.
Kitab Kejadian 3:21,
menjelaskan, “Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia
dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.”
Kisah Adam dan Hawa yang sudah
terbukti melanggar perintah-NYA, dan ketika mereka diusir dari Taman Eden,
ehh….. masih sempat-sempatnya Tuhan Allah berburu binatang…. mengulitinya…
memprosesnya (supaya jangan bau)…. membuat patron… gunting, jahit dan
mengenakannya untuk Adam dan Hawa !
Kurang apa Penyayang-NYA Tuhan
Allah itu ?
Tapi…, apakah kita begitu
saja menerima kasih-NYA ? yang kemudian cumanya bisa minta berkat ? minta seorang
kekasih dengan spesifikasi ini dan itu ? minta dilindungi rumah dan barang seisinya
?
Jangankan Tuhan, yang Maha
Tahu, kita saja yang diminta hal-hal seperti itu akan jatuh omongan “Ga tau
malu tuh orang !” Setuju ?!
Kembali kepada diri kita
sendiri, benarkah kita tidak tahu malu ? atau kita menurut firman-NYA yang
bersabda;
“Jadi jika kamu yang jahat
tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di
sorga ! IA akan memberikan yang baik kepada mereka
yang meminta kepada-Nya” – Matius 7:11
Sabda Tuhan mengatakan bahwa
Tuhan akan memberikan yang baik kepada mereka (kita) yang meminta. Jadi ? tak
masalah meminta dengan sedikit ‘kurang ajar’, benar begitu ?
Memang, banyak dari
kita-kita yang ‘suka’ membaca sabda-NYA, dan jika terasa baik untuk kita, terus
dipakai sebagai ayat kesukaan. Tapi kalau sabda-NYA tidak kita sukai, misal;
“…Kasihilah musuhmu dan
berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” – Matius 5:44
Ada yang ingin menjadikan ayat ini sebagai ayat kesukaan
?
Kita memang berdoa untuk orang
yang menganiaya kita, tapi doanya minta Tuhan untuk menghukum mereka….,
sesuaikah dengan yang dikandung dalam ayat di atas ?
Teman-teman, kita sebagai
umat Allah, jangan mengambil sabda-NYA yang enak-enak saja, tapi kita juga harus
mengambil KESELURUHAN dari sabda-NYA, agar supaya predikat menjadi umat-NYA
benar-benar melekat pada kita.
~ Satu tips bagi teman-teman yang menginginkan sabda dalam Matius
7:11 terwujud, maka laksanakan sabda-NYA
dalam Matius 6:33 ~
Sekarang, kembali kepada
ketidak-maluan kita terhadap Sang Penolong, Tuhan Yesus Kristus.
Banyak teman-teman yang
selalu mengucap syukur di dalam status jejaring sosial, tapi tidak sedikit pula
yang ‘meminta-minta’. Sah-sah saja jika mau meminta sesuatu kepada Tuhan Allah,
wong DIA itu Bapa kita…, tapi… cara meminta kepada Tuhan tidak sama dengan meminta
kepada manusia.
Meminta kepada manusia, bisa
memohon, bisa merayu, bisa menjilat, bisa dengan paksaan, atau bisa dengan
kekerasan !
Meminta kepada Tuhan, tidak
seperti kepada manusia;
- Harus Hormat
- Tulus
- Sesuai kebutuhan
- Jujur, tidak menjilat
- dan Berserah atas
kehendak-NYA.
Bila kita memiliki
permintaan kepada Tuhan, gunakan kalimat,
“Jika Tuhan berkenan,…”
di dalam doa kita. Dengan
demikian, Tuhan pun tidak terbebani dengan apa yang kita minta. Koq begitu ?
Ya, begitu ! karena Tuhan
Maha Penyayang, Penuh Kasih, jadi jika permintaan kita akan berakibat buruk
bagi kita, apakah Tuhan akan mengabulkannya ?
Jika seandainya kita adalah
‘orang baik’ dan memenuhi syarat
untuk mendapatkan permintaan dari Tuhan, yang ternyata permintaan itu berakibat
buruk bagi kita, apakah Tuhan tetap mengabulkannya ?
Penulis mengambil contoh :
Seorang yang saleh berdoa,
agar dia bisa memiliki mobil. Sebagai orang yang saleh, dan mengerjakan semua
perintah Tuhan, tentunya pintu permohonan telah terbuka bagi dia. Tapi Tuhan
melihat bahwa orang saleh ini belum bisa mengendarai mobil, jika Tuhan
kabulkan, maka celakalah yang Tuhan berikan kepada orang saleh itu. Tetapi jika
Tuhan tidak kabulkan… tentunya si orang saleh itu akan merasa ‘dibohongi’ oleh
janji Tuhan.
Apa yang harus Tuhan lakukan
? dan apakah Tuhan tidak terbeban dengan kasus di atas ? Tuhan Maha Kasih, bukan
berarti Tuhan bisa ‘cuek’.
Saran dari penulis, jika
teman-teman ingin berdoa :
- Berdoalah dengan ucapan
syukur ~ 1 Tesalonika 5:18
- Jika ingin meminta;
- Pertimbangkanlah berulang-kali.
- Mohonkanlah dengan hormat.
- Jangan lupa menggunakan kalimat, “Jika Tuhan berkenan,….”
- Berserahlah atas kehendak-NYA.
Hal ini juga berlaku untuk
doa meminta berkat yang kita mohonkan untuk seseorang, janganlah kita berlaku seperti
seorang ‘boss’ yang menyuruh pegawainya, “Tuhan
berkatilah dia…!”
Tuhan memberkati kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuhan memberkati kita