img.bhsmly { height: auto !important; vertical-align: middle !important; width: auto !important; border:0px !important; }

Rabu, 06 Februari 2013

Interaksi I



Interaksi - I


Teman-teman seiman di dalam Tuhan Yesus Kristus, jumpa lagi dengan penulis yang sudah kondanggg…….an ke berbagai pesta….  :) :) :)

Untuk tulisan kali ini, penulis mengajak teman-teman untuk berimajinasi sejenak, dan berinteraksi (cukup dalam hati saja), okey ?!

Persiapkan diri teman-teman, santai…, tarik nafas… hembuskan…, tarik nafas… hembuskan dari hidung dan mulut… (jangan dari yang laen … :):))


(imajinasikan…)
Aku tengah liburan di sebuah villa pada perbukitan yang sejuk….
Mentari pagi mulai merangkak dari bawah perbukitan ke tingginya langit. Pagi yang cerah ! Sungguh, hanya dengan dua kata, “Jadilah Terang”, maka terang dengan perlahan menerangi bumi…. Puji Allah Semesta Alam ! ~Kejadian 1:3~

Di pagi itu, aku sudah bersiap dengan baju training, sepatu kets, dan berbekal sedikit uang, botol minum  serta telepon genggam…., let’s go menuju air terjun perbukitan…..

Surya bersinar… udara cerah, terima kasih….
Sambil berdendang riang aku mensyukuri keindahan alam di sekelilingku. Kicauan burung-burung, tetesan embun di dedaunan hmm…..
…trima kasih seribu…. pada Tuhan Allah-ku… aku bahagia, karna di CINTA, terima kasih….

Dan akhirnya aku pun tiba di perbatasan antara pemukiman manusia dengan hutan perbukitan, dimana air terjun yang kutuju berada. Hutan perbukitan adalah areal rekreasi umum, jaraknya cuma setengah jam menuju air terjun.

Hmmm…. harum pisang goreng menggoda perut nih….., sebentar…. aku merogoh kantongku, aha ! Sepuluh ribu, cukup untuk makan pisang goreng sambil minum teh hangat ! hmmm…. nanti sajalah….

Sambil menahan ‘godaan’ pisgor, aku kembali bersemangat menuju air terjun..

Dari tanah lapang, tempat para penjual makanan, kini aku memasuki jalan dua tapak (karena muat untuk 2 orang lalu-lalang). Kesejukan bukit perlahan berubah menjadi kedinginan, jalan semakin menanjak, kabut belum lagi terusir oleh hangatnya mentari.

Tak berapa lama, jalan sudah mulai menurun…, aku berhenti sejenak, mengusir lelah, meminum air di botolku.


Cukup beristirahat, aku lanjutkan perjalananku…
Belum seratus langkah aku berjalan, tiba-tiba… koq ada suara orang… suara lemah yang… “tolong…”…”tolong…”

Aku berhenti dan menajamkan telingaku (emangnya pinsil ditajèmin:))…
Suara itu… sepertinya… dari jurang di sebelah kananku… segera aku melongok dari tepi jurang itu, dan… ada seseorang tak jauh dari tepian jurang, tengah bergelantungan memegangi sebatang dahan pohon.

Segera aku merebah dan menggapai tangan orang itu.

Aku berhasil menaikkan orang itu dari jurang.
#bagi teman cewe, bayangkan orang itu cewe, bagi cowo yah cowo juga#

“Te…terima kasih…”, orang itu berkata lirih
“Tolong air…..”, katanya lagi…..

Waduh… airku sudah habis ! “Tunggu sebentar yah…”, kataku sambil berlari menuju kaki bukit untuk membeli air.

Dan, busyet….!!! Air mineral 1 liter dipatok dengan harga ceban ! ck… ck… ck… yah sudahlah…. dibeli saja….
Hmm… pisgorku…. hiks… ga jadi harum deh dikau….  jadinya haram !!!

Segera aku berlari kembali menuju orang yang terjatuh. Dengan peluh mengalir bak banjir badang (he.. he.. terlalu di dramatisir yah ?!), aku memberinya minum.

Sembari istirahat, aku bertanya, mengapa dia berada di sini, dan kenapa sampai terjatuh. Katanya dia pergi sendiri ingin ke air terjun, ketika jalan menurun, dia sedang mengganti lagu di ipad nya (terlihat headset nya masih menggantung di kedua telinganya), dan tiba-tiba saja dia sudah terjatuh.

Oh… pantas…, jalan menurun, tak melihat…. yah masuklah jurang !!!

#teman, patuhi peraturan lalu-lntas, jangan menggunakan hape disaat mengemudi#

Setelah pulih, aku mengajaknya untuk turun ke kaki bukit (gagal deh ke air nekad). Dan karena kakinya terkilir, maka aku memapahnya untuk berjalan.

Perjalanan kami amat lambat, tubuh orang ini begitu berat membebani tubuhku disaat berjalan.

Setibanya di tanah lapang, aku menduduki dia di sebuah kios yang belum buka. Dia meminum sisa air mineralnya dan aku…. meminum air liur yang hampir kering, ohh…

“Kak, aku lapar….. belikan aku bakmi kak…”, katanya setelah menghabiskan minumnya.

“Wah dik, uangku sudah habis untuk membeli air itu”, sahutku

“Kakak kan punya hape, dijaminkan saja…., belum nanti pulang, rumahku jauh kak….”, desaknya



Teman-teman, kisahnya kita akhiri di sini.
Sekarang, kita berinteraksi….

Menurut teman, bagaimana sifat orang yang kita tolong ?
Dan bagaimana cara untuk menolong orang type seperti ini ?

Monggo dijawab (dalam hati saja yah…) sesuai dengan pendapat teman-teman…..
Nantikan
Interaksi II, sebagai lanjutan dari kisah ini….


Tuhan memberkati kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuhan memberkati kita