img.bhsmly { height: auto !important; vertical-align: middle !important; width: auto !important; border:0px !important; }

Selasa, 11 Desember 2012

Taat Sederhana Yang Terabaikan



Taat Sederhana Yang Terabaikan

Purwanto adalah seorang calon pendeta, dia ‘magang’ pada sebuah gereja yang telah ditentukan oleh sinode gereja tersebut. Dan bukan sebuah kebetulan, jika Purwanto bertemu dengan sahabat lamanya, Lukas seorang guru sekolah minggu.

Persahabatan Purwanto dan Lukas sudah sejak anak-anak, walau usia Purwanto lebih tua lima tahun dari Lukas, tapi mereka tidak merasa canggung dengan perbedaan usia tersebut. Purwanto kuliah di sekolah teologia sedang Lukas mengikuti orang tuanya yang pindah tugas ke daerah lain.

Siang itu, Purwanto sedang mempersiapkan renungan untuk dibawakan pada renungan doa
pagi, besok. Panasnya hari ini membuat Purwanto ‘terpaksa’ bekerja di teras paviliun gereja. Sebuah motor memasuki areal gereja dan berhenti di depan teras. Lukas tersenyum mendapati Purwanto.

“Siang ‘capen’…”, sapa Lukas dengan riang
“Siang ‘ge-es-em’…” sahut Purwanto membalas sapaan Lukas

Dan keduanya tertawa……


“Dari mana Luk ?”, tanya Purwanto
“Habis dari kampus, ada presentasi”, Lukas kuliah di fakultas informatika

Antara kampus Lukas dengan rumah dinas orang tuanya dan gereja, masih dalam satu kompleks perumahan.

Lukas duduk di teras paviliun, berseberangan dengan Purwanto, kelelahan dia.

“Luk, boleh ga aku bertanya ?!”, tanya Purwanto memulai pembicaraan di siang yang panas itu.
“Okey !”
“Kamu warga negara Indonesia kan ?!”, tanya Purwanto
“Oh…, bukan ! Aku warga negara Surga”, jawab Lukas sambil menyeringai
“Itu nanti…, setelah tubuh dan roh-mu berpisah…, kalau sekarang ?!”
“He..he..he.., yah ialah… warga Indonesia yang baik…, yang setia…, yang jujur…, yang…, yang… lagi bokek…, ha…ha…ha…!”, keduanya tertawa lagi…

“Nah…, kalau jadi warga yang baik, seharusnya taat ga sama peraturan di negri ini ?!”, kembali Purwanto bertanya

“Oh, pasti…, pasti itu…”, jawab Lukas
“Lalu…, apa kamu pernah mendoakan pemerintah Indonesia ?!”
“Emm…., sering…, sekali di doa pagi, dan sekali di kebaktian umum, kenapa ?!”, Lukas mulai penasaran
“Apa aja yang kamu doakan untuk pemerintahan Indonesia ?”, Purwanto masih terus bertanya
“Emmm…”, Lukas berpikir sejenak
“… kan doa nya bersama-sama, doa syafaat…”, kilah Lukas


Semilir angin berhembus dari pelataran gereja.
“Jadi ?! tak pernah berdoa secara pribadi ?!”, desak Purwanto
“Pur ! jujur yah…!”, sambar Lukas, Purwanto tersenyum
“Enggak…., he.. he.. he..”, jawab Lukas cengengesan
Purwanto tertawa ringan…

“Jadi… selama ini, kamu tak tahu kalau bersepeda motor, harus menggunakan helm ?!”, tanya Purwanto kepada Lukas
Plak ! Lukas menepuk dahinya….
“Ini toh inti dari pertanyaanmu ?!”, jawab Lukas dengan pertanyaan
Kembali Purwanto tertawa ringan…

“Apa lagi yang belum kau kerjakan secara benar sebagai warga negara yang baik….?”, tukas Purwanto sambil bergurau
“He..he…, iya…, tapi inikan dalam kompleks perumahan”, protes Lukas
“Nih, aku bacakan peraturannya yah !”, sahut Purwanto sambil membuka internet di laptop nya.

“Ayat 1 : Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di jalan wajib dilengkapi dengan perlengkapan Kendaraan Bermotor.
Ayat 2 : Perlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi Sepeda Motor berupa helm standar nasional Indonesia. (a)”

“Ditambahkan lagi, Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor dan penumpang Sepeda Motor wajib mengenakan helm yang memenuhi standar nasional Indonesia. (b)”

“Di sini tidak disebutkan di kompeks perumahan atau di mana, yang jelas dioperasikan di jalan !”, jelas Purwanto

“He..he.., yo wiss… aku sing salah…”, jawab Lukas mengaku
“Hmm…, Luk…Luk…, bukannya aku ingin mencari kesalahanmu, tapi aku mencoba untuk mengingatkanmu agar dapat menjadi BENAR

“Sebetulnya, masih banyak pelanggaran-pelanggaran yang selalu DIBENARKAN oleh kita, menggunakan handphone di saat mengemudi, berlaku tidak sopan di jalan, dengan sodok sana, sodok sini…, mengambil jalur bis (busway) yang dilarang …”, lanjut Purwanto

“Tapi semua itu, kita lakukan…, karena takut terlambat, takut ada orang penting yang menelepon, takut… ach….! Lebih besar takut kepada manusia daripada kepada Tuhan…”, Purwanto mengeluh sedih…
Lukas terdiam menunduk

“Kita berdoa syafaat…, mendoakan negara Indonesia agar terlepas dari kemelut yang ada, mendoakan negara ini mendapat damai dan sejahtera, tapi… kita, orang kristen, melakukan hal yang sebaliknya dengan apa yang kita doakan…, jadi untuk apa kita berdoa ?!”, tanya Purwanto sendiri


“Belum lagi hal korupsi, manupulasi, tahu ga Luk…, sebagian orang percaya (kepada Tuhan Yesus) telah melakukan KORUPSI !”, tukas Purwanto
“Hah ?! serius Pur…?”, Lukas tercengang
“Iya !”, jawab Purwanto sambil mengangguk
“Masa sih….?!”
“Iya…! itu lho… masalah pajak….”
“Ooh…., bang Gajus….”
“Bukan…..! kasus itu yang menjadi batu sandungan bagi orang percaya, tapi ini, orang-orang percaya di sekitar kita…, banyak yang tidak menyetorkan pajak penghasilannya, atau ada yang mengecil-kecilkan penghasilannya, agar tidak terkena pemotongan pajak…, hmm… penipuan terselubung”, terang Purwanto
“He..he..he..”, Lukas cengengesan…

“Tapi Pur…, kita bayar pajak, terus para oknum sampai tingkat pejabat, dengan seenaknya berkorupsi-ria, untuk apa…?!”, lanjut Lukas
“Hmm…, terus, apa maunya orang yang percaya kepada Tuhan Yesus ?!”, tanya Purwanto
“Yah…., seharusnya pemerintah memberantas para koruptor itu, jadi hasil dari pajak itu bisa dinikmati untuk rakyat…”
“Lalu, kalau kita-kita ini tak mau membayar pajak, dari mana pemerintah harus membayar gaji para pemberantas koruptor ? atau KPK (c) ?”, tanya Purwanto
“Dari mana uang untuk penyelidikan koruptor…?”, cecar Purwanto
“He..he..he..”, Lukas kembali cengengesan…

“Luk, masih ingat apa kata rasul Paulus tentang para pemimpin atau pemerintah ?!”, tanya Purwanto kembali
“Emm…., lupa !”, jawab Lukas

~Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu...~ perkataan rasul Paulus dalam surat Ibrani 13:17a


“Kita hidup di negara Indonesia, menjadi warga negara Indonesia, mencari uang, makan, kesenangan di Indonesia. Maka sudah selayaknya kita mengikuti segala tata-cara di negara Indonesia ini, yang disebut juga sebagai peraturan atau undang-undang negara”, Purwanto menerangkan

“Injil Lukas 20:20 – 26 (punten atuh dibaca), ketika Tuhan Yesus ditanya tentang pajak, DIA bersabda; ~Kalau begitu berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah~ (Lukas 20:25b), di jaman sekarang, kaisar adalah pemerintah”, lanjut Purwanto

“Untuk urusan korupsi, itu urusan mereka dengan Tuhan…, kita sebagai orang percaya (kepada Tuhan Yesus), jangan terbawa oleh arus mereka, ingat ! ~Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini… ~ (Roma 12:2a), dan banyak sekali peringatan untuk tidak menjadi penipu di dalam Alkitab, contoh; ~Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu ! ~ (Mazmur 32:2)”, kata Purwanto dengan bijak


Lukas mencermati kata demi kata dari Purwanto.
Awan putih melingkupi kawasan paviliun gereja, tidak gelap, tapi teduh.
Semilir… angin mengubah siang yang panas menjadi sejuk.

“Nah…, kamu Lukas, sebagai guru di sekolah minggu, sebaiknya kamu mengerti akan perundang-undangan di Indonesia ini…, ya… setidaknya kamu memahami apa yang menjadi kewajibanmu dengan baik”, Purwanto menasihati
Lukas mengangguk, “Ya !”

“Dan beritahukanlah hal itu kepada anak-anak sekolah minggu, kepada teman-temanmu, atau kepada siapa saja yang dekat denganmu…”
“Memang, tidak mudah berdisiplin di jaman ini…, ibarat kata pepatah, -Karena nila setitik, rusak susu sebelangga-, itu mudah…, jika di balik, oleh susu setitik dapat mengubah nila sebelangga menjadi aman… mungkin ga yah…. ?!”, lanjut Purwanto
Lukas menatap Purwanto sambil menyeringai…

“Ha… ha… ha…, tak usah takut…, kamu percaya Tuhan ?”, tanya Purwanto
“Percaya !”, jawab Lukas dengan sigap
“Kamu berarti juga percaya kalau Roh Kudus itu adalah Roh Tuhan ?”
“Yup !”
“Rasul Paulus yang mendapat kepenuhan Roh Kudus (ada di Kisah Para Rasul 9:1-18), menulis demikian, ~Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib,…~ (1 Tesalonika 5:14)”

“Jadi… yang ditulis oleh rasul Paulus adalah BENAR. Tak usah takut untuk menyampaikan berita KEBENARAN…, ingat dan pegang firman ini, ~Sebab Aku (Allah Bapa) ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu (kita, orang percaya), demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan~ (Yeremia 29:11)”

Seiring dengan perkataan Purwanto, mentaripun perlahan bergerak menuju peraduannya (sambil menguap…. J).

“Ayo kita berdoa…”, ajak Purwanto mengakhiri wejangannya
“Ya”, jawab Lukas
“Kamu pimpin doa !”, perintah Purwanto seraya menutup mata…

Di  En



Selamat Hari Natal 2012

Masih banyak perundang-undangan yang belum kita taati. Janganlah hal yang sepele menjadikan kita serupa dengan dunia. Kiranya cerita Purwanto dan Lukas dapat menjadi persepakatan kita sebagai orang Nasrani, selaku orang percaya, dan yang mengaku sebagai anak Allah, untuk menjadi Taat ! bukan hanya kepada perintah Tuhan, juga terhadap perundang-undangan di negri Indonesia tercinta.

Selamat Tahun Baru 2013

~Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang.~ Surat rasul Paulus untuk (kita dan) jemaat di Kolose 3:25

Tuhan memberkati kita.


------
capen = calon pendeta
ge-es-em = guru sekolah minggu

Sumber :

(a) pasal 57 ayat 1 & 2
(b) pasal 106 ayat 8



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuhan memberkati kita