Taat Sederhana Yang Terabaikan
Purwanto
adalah seorang calon pendeta, dia ‘magang’
pada sebuah gereja yang telah ditentukan oleh sinode gereja tersebut. Dan bukan
sebuah kebetulan, jika Purwanto bertemu dengan sahabat lamanya, Lukas seorang
guru sekolah minggu.
Persahabatan
Purwanto dan Lukas sudah sejak anak-anak, walau usia Purwanto lebih tua lima tahun dari Lukas,
tapi mereka tidak merasa canggung dengan perbedaan usia tersebut. Purwanto
kuliah di sekolah teologia sedang Lukas mengikuti orang tuanya yang pindah
tugas ke daerah lain.
Siang
itu, Purwanto sedang mempersiapkan renungan untuk dibawakan pada renungan doa
pagi, besok. Panasnya hari ini membuat Purwanto ‘terpaksa’ bekerja di teras paviliun gereja. Sebuah motor memasuki
areal gereja dan berhenti di depan teras. Lukas tersenyum mendapati Purwanto.
“Siang
‘capen’…”, sapa Lukas dengan riang
“Siang
‘ge-es-em’…” sahut Purwanto membalas
sapaan Lukas
Dan
keduanya tertawa……
“Dari
mana Luk ?”, tanya Purwanto
“Habis
dari kampus, ada presentasi”, Lukas kuliah
di fakultas informatika
Antara
kampus Lukas dengan rumah dinas orang tuanya dan gereja, masih dalam satu
kompleks perumahan.
Lukas
duduk di teras paviliun, berseberangan dengan Purwanto, kelelahan dia.
“Luk,
boleh ga aku bertanya ?!”, tanya Purwanto memulai pembicaraan di siang yang
panas itu.
“Okey
!”
“Kamu
warga negara Indonesia kan ?!”, tanya Purwanto
“Oh…,
bukan ! Aku warga negara Surga”, jawab Lukas sambil menyeringai
“Itu
nanti…, setelah tubuh dan roh-mu berpisah…, kalau sekarang ?!”
“He..he..he..,
yah ialah… warga Indonesia
yang baik…, yang setia…, yang jujur…, yang…, yang… lagi bokek…, ha…ha…ha…!”,
keduanya tertawa lagi…
“Nah…,
kalau jadi warga yang baik, seharusnya taat ga sama peraturan di negri ini ?!”,
kembali Purwanto bertanya
“Oh,
pasti…, pasti itu…”, jawab Lukas
“Lalu…,
apa kamu pernah mendoakan pemerintah Indonesia ?!”
“Emm….,
sering…, sekali di doa pagi, dan sekali di kebaktian umum, kenapa ?!”, Lukas
mulai penasaran
“Apa
aja yang kamu doakan untuk pemerintahan Indonesia ?”, Purwanto masih terus
bertanya
“Emmm…”,
Lukas berpikir sejenak
“…
kan doa nya
bersama-sama, doa syafaat…”, kilah Lukas
Semilir
angin berhembus dari pelataran gereja.
“Jadi
?! tak pernah berdoa secara pribadi ?!”, desak Purwanto
“Pur
! jujur yah…!”, sambar Lukas, Purwanto tersenyum
“Enggak….,
he.. he.. he..”, jawab Lukas cengengesan
Purwanto
tertawa ringan…
“Jadi…
selama ini, kamu tak tahu kalau bersepeda motor, harus menggunakan helm ?!”,
tanya Purwanto kepada Lukas
Plak
! Lukas menepuk dahinya….
“Ini
toh inti dari pertanyaanmu ?!”, jawab Lukas dengan pertanyaan
Kembali
Purwanto tertawa ringan…
“Apa
lagi yang belum kau kerjakan secara benar sebagai warga negara yang baik….?”,
tukas Purwanto sambil bergurau
“He..he…,
iya…, tapi inikan dalam kompleks perumahan”, protes Lukas
“Nih,
aku bacakan peraturannya yah !”, sahut Purwanto sambil membuka internet di laptop nya.
“Ayat
1 : Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di jalan
wajib dilengkapi dengan perlengkapan Kendaraan Bermotor.
Ayat 2 : Perlengkapan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bagi Sepeda Motor berupa helm
standar nasional Indonesia.
(a)”
“Ditambahkan lagi, Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor
dan penumpang Sepeda Motor wajib mengenakan helm yang
memenuhi standar nasional Indonesia.
(b)”
“Di
sini tidak disebutkan di kompeks perumahan atau di mana, yang jelas dioperasikan di
jalan !”, jelas Purwanto
“He..he..,
yo wiss… aku sing salah…”, jawab Lukas mengaku
“Hmm…,
Luk…Luk…, bukannya aku ingin mencari kesalahanmu, tapi aku mencoba untuk
mengingatkanmu agar dapat menjadi BENAR”
“Sebetulnya,
masih banyak pelanggaran-pelanggaran yang selalu DIBENARKAN
oleh kita, menggunakan handphone di
saat mengemudi, berlaku tidak sopan di jalan, dengan sodok sana, sodok sini…,
mengambil jalur bis (busway) yang dilarang
…”, lanjut Purwanto
“Tapi
semua itu, kita lakukan…, karena takut terlambat, takut ada orang penting yang
menelepon, takut… ach….! Lebih besar takut kepada manusia daripada
kepada Tuhan…”, Purwanto mengeluh sedih…
Lukas
terdiam menunduk
“Kita
berdoa syafaat…, mendoakan negara Indonesia agar terlepas dari
kemelut yang ada, mendoakan negara ini mendapat damai dan sejahtera, tapi…
kita, orang kristen, melakukan hal yang sebaliknya dengan apa yang kita
doakan…, jadi untuk apa kita berdoa ?!”, tanya Purwanto sendiri
“Belum
lagi hal korupsi, manupulasi, tahu ga Luk…, sebagian orang percaya (kepada Tuhan Yesus) telah melakukan KORUPSI
!”, tukas Purwanto
“Hah
?! serius Pur…?”, Lukas tercengang
“Iya
!”, jawab Purwanto sambil mengangguk
“Masa
sih….?!”
“Iya…!
itu lho… masalah pajak….”
“Ooh….,
bang Gajus….”
“Bukan…..!
kasus itu yang menjadi batu sandungan bagi orang percaya, tapi ini, orang-orang
percaya di sekitar kita…, banyak yang tidak menyetorkan pajak penghasilannya,
atau ada yang mengecil-kecilkan penghasilannya, agar tidak terkena pemotongan
pajak…, hmm… penipuan
terselubung”, terang Purwanto
“He..he..he..”,
Lukas cengengesan…
“Tapi
Pur…, kita bayar pajak, terus para oknum sampai tingkat pejabat, dengan
seenaknya berkorupsi-ria, untuk apa…?!”, lanjut Lukas
“Hmm…,
terus, apa maunya orang yang percaya kepada Tuhan Yesus ?!”, tanya Purwanto
“Yah….,
seharusnya pemerintah memberantas para koruptor itu, jadi hasil dari pajak itu
bisa dinikmati untuk rakyat…”
“Lalu,
kalau kita-kita ini tak mau membayar pajak, dari mana pemerintah harus membayar
gaji para pemberantas koruptor ? atau KPK (c) ?”, tanya Purwanto
“Dari
mana uang untuk penyelidikan koruptor…?”, cecar Purwanto
“He..he..he..”,
Lukas kembali cengengesan…
“Luk,
masih ingat apa kata rasul Paulus tentang para pemimpin atau pemerintah ?!”,
tanya Purwanto kembali
“Emm….,
lupa !”, jawab Lukas
“~Taatilah
pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas
jiwamu...~ perkataan rasul Paulus dalam surat Ibrani 13:17a”
“Kita
hidup di negara Indonesia,
menjadi warga negara Indonesia,
mencari uang, makan, kesenangan di Indonesia. Maka sudah selayaknya
kita mengikuti segala tata-cara di negara Indonesia ini, yang disebut juga
sebagai peraturan atau undang-undang negara”, Purwanto menerangkan
“Injil
Lukas 20:20 – 26 (punten atuh dibaca),
ketika Tuhan Yesus ditanya tentang pajak, DIA bersabda; ~…Kalau begitu berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada
Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah~ (Lukas 20:25b), di jaman sekarang, kaisar adalah
pemerintah”, lanjut Purwanto
“Untuk
urusan korupsi, itu urusan mereka dengan Tuhan…, kita sebagai orang percaya (kepada Tuhan Yesus), jangan terbawa oleh
arus mereka, ingat ! ~Janganlah
kamu menjadi serupa dengan dunia ini…
~ (Roma 12:2a), dan banyak sekali peringatan untuk
tidak menjadi penipu di dalam Alkitab, contoh; ~Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak
diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu ! ~ (Mazmur 32:2)”, kata Purwanto dengan bijak
Lukas
mencermati kata demi kata dari Purwanto.
Awan
putih melingkupi kawasan paviliun gereja, tidak gelap, tapi teduh.
Semilir…
angin mengubah siang yang panas menjadi sejuk.
“Nah…,
kamu Lukas, sebagai guru di sekolah minggu, sebaiknya kamu mengerti akan
perundang-undangan di Indonesia ini…, ya… setidaknya kamu memahami apa yang
menjadi kewajibanmu dengan baik”, Purwanto menasihati
Lukas
mengangguk, “Ya !”
“Dan
beritahukanlah hal itu kepada anak-anak sekolah minggu, kepada teman-temanmu,
atau kepada siapa saja yang dekat denganmu…”
“Memang,
tidak mudah berdisiplin di jaman ini…, ibarat kata pepatah, -Karena nila
setitik, rusak susu sebelangga-, itu mudah…, jika di balik, oleh susu setitik dapat mengubah nila sebelangga menjadi aman… mungkin ga yah…. ?!”,
lanjut Purwanto
Lukas
menatap Purwanto sambil menyeringai…
“Ha…
ha… ha…, tak usah takut…, kamu percaya Tuhan ?”, tanya Purwanto
“Percaya
!”, jawab Lukas dengan sigap
“Kamu
berarti juga percaya kalau Roh Kudus itu adalah Roh Tuhan ?”
“Yup
!”
“Rasul
Paulus yang mendapat kepenuhan Roh Kudus (ada
di Kisah
Para Rasul 9:1-18), menulis demikian, ~Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak
tertib,…~ (1
Tesalonika 5:14)”
“Jadi…
yang ditulis oleh rasul Paulus adalah BENAR. Tak usah takut untuk menyampaikan berita KEBENARAN…,
ingat dan pegang firman ini, ~Sebab Aku (Allah Bapa) ini mengetahui
rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu (kita, orang percaya),
demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan
damai sejahtera dan bukan rancangan
kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari
depan yang penuh harapan~ (Yeremia 29:11)”
Seiring
dengan perkataan Purwanto, mentaripun perlahan bergerak menuju peraduannya (sambil menguap…. J).
“Ayo
kita berdoa…”, ajak Purwanto mengakhiri wejangannya
“Ya”,
jawab Lukas
“Kamu
pimpin doa !”, perintah Purwanto seraya menutup mata…
Di En
Selamat Hari Natal 2012
Masih banyak perundang-undangan yang belum kita taati. Janganlah hal
yang sepele menjadikan kita serupa dengan dunia. Kiranya cerita Purwanto dan
Lukas dapat menjadi persepakatan
kita sebagai orang Nasrani, selaku orang percaya, dan yang mengaku sebagai anak
Allah, untuk menjadi Taat ! bukan
hanya kepada perintah Tuhan, juga terhadap perundang-undangan di negri Indonesia
tercinta.
Selamat Tahun Baru 2013
~Barangsiapa berbuat
kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang.~ Surat rasul Paulus untuk (kita dan) jemaat di Kolose 3:25
Tuhan memberkati kita.
------
capen = calon pendeta
ge-es-em = guru sekolah minggu
Sumber
:
(a) pasal
57 ayat 1 & 2
(b) pasal
106 ayat 8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuhan memberkati kita