img.bhsmly { height: auto !important; vertical-align: middle !important; width: auto !important; border:0px !important; }

Minggu, 11 November 2012

D O A



D  O  A

DOA, begitu judul dari tulisan penulis kali ini. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), doa adalah “permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan”.

Ada perkataan yang mengatakan, “Doa adalah nafas orang Kristen”, atau, “Antara kita dengan Tuhan, hanyalah sebatas Doa”, atau “Doa mengubah segalanya”, dan masih banyak lagi kata yang berkaitan dengan doa dituliskan secara religius.

Kali ini, penulis ingin menulis (sedikit, hanya sepengetahuan penulis) tentang doa.


Seorang penatua gereja dalam suatu renungan persekutuan Doa pagi mengatakan, “Doa
Bapa Kami, yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dalam Injil Matius 6:9-13, merupakan Doa yang paling sempurna !”, tepat sekali !

Kalau tidak sempurna, bukan Tuhan Yesus Kristus, Sang Putra Tunggal Allah, yang mengatakan-Nya, setuju ?!

Penulis tidak mengetahui, apakah pembuat KBBI adalah seorang nasrani, tetapi arti (penjelasan) doa yang ditulis di atas, benar-benar sesuai dengan arti dari Doa Bapa Kami. Mari kita uraikan doa yang sempurna itu.

Bapa kami yang di sorga,   Tuhan Yesus ingin menunjukkan keberadaan Bapa-Nya, dimana ? bukan di tempat tidur, bukan di meja makan dan bukan juga di Burj Dubai (gedung tertinggi tahun 2011, Dubai), bukan ! tetapi di sorga.

Dikuduskanlah nama-Mu,   Ini merupakan suatu bentuk pujian.

datanglah Kerajaan-Mu,    Sebuah harapan, yang tidak memaksa, tetapi biarlah
jadilah kehendak-Mu di    kehendak Bapa yang jadi.
bumi seperti di sorga.

Berikanlah kami pada        Permintaan yang wajar, tidak meminta harta, tetapi cuma
hari ini makanan kami       makanan yang merupakan kebutuhan sehari-hari. dan
yang secukupnya              secukupnya ! tidak kekurangan atau tidak kelebihan, tapi
                                      secukupnya.

dan ampunilah kami           Permohonan ampun dari segala dosa kita.
akan kesalahan kami,

seperti kami juga             Tuhan Yesus Kristus telah merancang doa ini sedemikian
mengampuni orang yang     rupa, sehingga kita yang menggunakannya akan teringat,
bersalah kepada kami       kalau mau minta ampun, ampuni juga orang yang bersalah
                                      pada kita, benar-benar Sempurna !

dan janganlah membawa     Ini juga sebuah bentuk harapan. Tapi pencobaan  datang
kami ke dalam pencobaan, bukan dari Allah –Yakobus 1:13-, bukankah Allah itu Maha Pengasih ?! lalu untuk apa Allah memberi pencobaan bagi kita ? Jadi, siapa yang memberikan pencobaan ?
                                      Yakobus 1:14 menguraikan siapa yang bertanggung-jawab atas pencobaan itu. Kalau dari penjelasan ayat Yakobus, iblis hanyalah penyedia perlengkapannya saja, sedangkan yang bertanggung-jawab atas dosa itu adalah diri kita sendiri !

tetapi lepaskanlah kami    Juga sebuah permohonan.
dari pada yang jahat.

Karena Engkaulah yang     Di akhiri oleh pengakuan (dari kita) atas Kekuasaan yang
Empunya                          Maha Tinggi bagi Allah Bapa.
Kerajaan dan
kuasa dan
kemuliaan
sampai selama-lamanya.

Amin.                              Kata amin menurut KBBI adalah, “terimalah; kabulkanlah; demikianlah hendaknya”.
                                      Kiranya Allah Bapa (yang kepada-Nya kita berdoa) mengabulkannya.

Doa yang sempurna.



Sebagai umat nasrani, apakah kita juga sering mengucapkan doa yang sempurna itu ? Doa Bapa Kami ? atau sudah agak-agak lupa ?

Itukan doa semasa sekolah minggu…,
 kalau sekarang… paling hafal doa makan… he.. he.. he.. J


Doa Bapa Kami sesungguhnya merupakan doa yang mencakup segalanya.
Apa yang seringkali pembaca katakan di dalam berdoa ? minta berkat ? punya keinginan ? perlindungan ? pergumulan ? ampunan ? atau ucapan syukur ?
Semuanya ada di dalam Doa Bapa Kami !

Minta berkat         Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
                             Kebutuhan manusia yang paling utama adalah makanan. Dan makanan dalam doa ini dapat diartikan sebagai berkat. Oleh karena itu, Tuhan Yesus mengatakan, secukupnya, tidak berlebihan, tidak juga kekurangan.

Punya keinginan      Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga
                             Keinginan yang kita mohonkan kepada Bapa Allah, sebaiknya dijadikan kehendak-Nya, kenapa ? karena kita tidak mengetahui, apakah keinginan kita itu sesuai dengan kondisi kita, apakah akan menjadi kebaikan atau malapetaka ? apakah akan menjadi berkat atau sebaliknya ?
                             Tuhan Yesus itu baik, apapun keinginan kita, DIA jadikan kehendak Bapa di sorga.
                            
Perlindungan           Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,
                             Semua bentuk malapetaka, bencana, penyakit, serta godaan  dapat dikategorikan sebagai pencobaan. Oleh karena itu, Tuhan Yesus menyisipkan kata di atas dengan maksud, berilah perlindungan kepada kami.

Pergumulan             Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat.
                             Pergumulan dapat menjadi jahat, jadi Tuhan Yesus juga membubuhi perkataan “lepaskanlah kami daripada yang jahat”, agar disetiap pergumulan yang kita tengah gumuli tidak menjadi jahat bagi kita. Karena jika kita salah menggumulinya, kita akan terjerumus ke dalam dosa, dan memang seperti itu iblis menaruh perangkapnya.

Ampunan                Dan ampunilah kami dari kesalahan kami,
                             Sudah jelas tertulis dalam Doa Bapa Kami. Jika ingin mengakui kesalahan kita secara terperinci, ya… berdoa lagi… dengan topik yang berbeda.

Ucapan syukur       Dikuduskanlah nama-Mu,
                             Ini merupakan ucapan syukur yang mengawali doa kita.



Dalam Alkitab, doa yang dibuat oleh Tuhan Yesus Kristus tercatat dua buah saja, pertama, Doa Bapa Kami dan yang kedua, Doa di taman Getsemani. Kita sudah menguraikan doa yang pertama, dan doa Tuhan Yesus di taman Getsemani adalah doa pribadi antara Tuhan Yesus kepada Bapa-Nya yang di Sorga.

Doa di taman Getsemani berbunyi : “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” – Matius 26:42

Dari dua doa Tuhan Yesus, kita bisa mengambil ciri khas doa yang Tuhan Yesus lakukan (yang seharusnya menjadi teladan bagi kita).

Pertama : Doa selalu diawali dengan menyebut nama kepada siapa Tuhan Yesus berbicara (berdoa), Bapa-Nya atau Allah Bapa.

Kedua :    Tuhan Yesus adalah Anak Allah, dengan demikian, Tuhan Yesus juga adalah Allah. Sebagai Allah, tentunya Tuhan Yesus dapat melakukan hal yang tak mungkin dilakukan oleh manusia, tetapi kita bisa melihat “kerendahan-hati” dari Tuhan Yesus. DIA mengatakan, janganlah seperti yang Ku (Tuhan Yesus) kehendaki, tetapi Tuhan Yesus lebih menyukai seperti yang Engkau (Allah Bapa) kehendaki.
              Kerendahan-hati yang patut kita copy di dalam kehidupan ini, jadilah kehendak-Mu, Bapa.


Dari tahun ke tahun, doa selalu berubah-ubah, walaupun intinya sama, tapi belum tentu makna doa itu sama. Contoh; doa meminta berkat dan doa meminta mobil, sama-sama doa permintaan, tapi tidak sama maknanya. Yang satu meminta berkat, berkat itu bisa berbentuk apa saja, nafas juga dapat disebut sebagai berkat, tapi doa minta mobil, detilnya sudah diketahui, mobil, bukan motor, bukan juga kuda.

Jika Tuhan mengabulkan doa minta berkat, tentunya kita akan bersyukur. Tetapi dengan segala pertimbangan hikmat-Nya, Tuhan mengabulkan doa minta mobil menjadi mendapatkan sepeda ? Kira-kira yang berdoa mengucap syukur tidak ya ?

Berbicara mengucap syukur, penulis mempunyai satu ilustrasi, mungkin para pembaca sudah mendengarnya, tapi tak ada salahnya jika kita membaca lagi.

Seorang anak kecil tengah beristirahat di bawah pohon yang rimbun, hari sudah hampir petang, sambil beristirahat, ia menghitung jumlah uang yang diperoleh dari hasil penjualan kue mamanya. Anak kecil itu... hmm... sebut saja namanya Gun, lengkapnya Gunawan, dengan nama keluarga jadi, Gunawan Kartajaya... he.. he.. he.. lebih baik pakai nama sendiri dari pada ada yang komplain yah !

Sampai dimana tadi ? Oh, si Gun setelah menghitung uangnya, ia tersenyum... uangnya cukup dengan jumlah kue yang terjual. Segera Gun menengadah ke atas dan berkata,
"Terima kasih Tuhan Yesus, kuenya sudah habis dan uangnya juga pas !"
Kemudian, Gun berdiri, membersihkan celananya, mengambil keranjang kue dan berjalan pulang ke rumahnya.

Gun adalah seorang anak berumur sepuluh tahun, ia baru bersekolah kelas dua esde, kini sekolah gratis, jika tidak gratis, entah sampai kapan Gun dapat sekolah. Gun tinggal bersama mama dan papanya di sudut sebuah pabrik, dimana papanya bekerja di sana sebagai petugas kebersihan, mereka mendapat pengasihan dari pemilik pabrik untuk tinggal di sana.

Keluarga Gun adalah keluarga nasrani, setiap Minggu mereka berangkat ke gereja yang jaraknya amat jauh… sekali……………
jika semut yang jalan……… J J J,
tapi bagi Gun ?! Hah ! gerejanya cuma sepuluh langkah dari pabrik, karena memang gereja mereka terletak di samping pabrik ! he… he… he…

Suatu hari yang cerah, Allah Bapa yang telah mengetahui kesalehannya keluarga Gun, memutuskan untuk membawa si kecil Gun untuk berdarmawisata ke Kerajaan-Nya di Sorga. Maka diatur segala sesuatunya berkenaan dengan datangnya Gun yg saleh (he… he… he… boleh dong membanggakan diri… J), apa yang boleh dilihat oleh Gun dan apa yang belum boleh dilihat, telah diatur oleh Allah bersama para malaikat-Nya.

Dan di suatu malam yang berbintang, setelah Gun membereskan buku sekolah yang akan di bawa besok, lalu ia pamit untuk tidur. Gun bersila di atas kardus bertilam kain tempat ia (dan orang tuanya) tidur, ia berdoa, mengucap syukur atas semua yang sudah dialami seharian ini. Setelah itu, Gun tidur.

Malam belumlah larut, masih sekitar jam delapan, Gun sudah tidur, tak ada televisi yang mereka punya, sehingga tak ada lagi yang harus dikerjakan, maka tidurlah mereka.

Dalam tidurnya, Gun bermimpi. Gun didatangi oleh seorang yang berpakaian putih cemerlang, seorang yang tampan dengan senyum selalu menghiasi bibirnya.

"Gunawan, aku malaikat yang diutus oleh Bapa untuk mengajakmu berjalan-jalan ke Sorga, marilah…", kata malaikat itu dengan tersenyum
"Oh, emm… bapak malaikat… ngg… nanti aku pulang lagi ga ke sini ?", tanya Gun yang polos
"Kalau itu maumu, aku antarkan lagi nanti", kata malaikat

Singkat cerita, Gun dan malaikat berangkat menuju Sorga. Tak diceritakan, apakah mereka berjalan di jalan yang sempit seperti nyanyian di sekolah minggu, tapi mereka sampai dengan selamat di pintu gerbang Sorga.

Kemudian Gun diajak oleh "bapak malaikat" berkeliling di Kerajaan Sorga. Banyak sekali ketakjuban Gun melihat apa yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Matanya berbinar-binar, mulutnya melongo karena takjub.

Setelah berkeliling Sorga, malaikat itu berkata,
"Gun yang saleh, sampai di sini saja perjalanan kita, tapi sebelum itu, Allah Bapa ingin Gun melihat tiga buah ruangan, untuk nanti Gun jadikan sebagai oleh-oleh di dunia", kata malaikat dengan senyumnya ramah.

Mereka tiba di ruangan pertama.
Ketika pintu ruangan dibuka, terlihat ratusan bahkan ribuan malaikat sibuk mondar-mandir sambil membawa beberapa lembar kertas di tangannya.

"Gun, ini adalah ruangan permohonan, setiap manusia di dunia memohon berkat atau apa saja, maka permohonannya akan tiba di sini"

Tak heran, jika ruangan itu begitu sibuk.

Di ruangan kedua, terlihat juga banyak malaikat mondar-mandir, tapi cuma ratusan saja jumlahnya.
Koq tau ? lha, kan lihat di mesin absennya…… JJJ!!!

"Ini adalah ruangan pengampunan dosa", kata malaikat yang tetap tersenyum
"Rupanya, manusia lebih senang meminta berkat daripada memohon ampunan dosa…", kata malaikat itu lagi… dan tetap tersenyum !

Kemudian mereka berjalan lagi ke ruangan yang ketiga.
Ketika pintu ruangan dibuka…… terlihat hanya seorang malaikat yang tengah bertugas, malaikat itupun bertugas dengan santai sambil bersuil riang.

"Ini ruangan apa ?", tanya Gun
"Ini ruangan penyampaian syukur kepada Bapa Allah, Tuhan Yesus dan Roh Kudus", kata malaikat
"Tapi… ke…kenapa sedikit yang mengucapkan syukur ???", Gun bertanya kebingungan, karena ia sudah dididik untuk selalu mengucap syukur dimana dan kapanpun juga.

"Hmm… itulah manusia, ingin berkat, ingin diampuni, tapi jarang berterima kasih", kata malaikat itu sambil menghela nafas tapi tetap tersenyum.

"Nah Gun yang baik, Gun cuma bisa mengingat tiga ruangan ini ketika Gun sampai di dunia, ingatkanlah orang-orang di sekitar Gun, ok ?"

Dan Gun pulang ke tempat tidurnya, ia berjanji untuk mengingatkan orang-orang di sekitarnya atas ucapan malaikat itu.


Para pembaca yang budiman, kiranya dengan membaca kita dapat menyerap cerita di atas sekitar tujuh puluh lima persen, daripada kita mendengarnya, setuju ?!

Bersyukur, KBBI menyatakan “berterima kasih; mengucapkan syukur”. Bersyukur karena lulus ujian, bersyukur karena bisa mengikuti rapat komisi, bersyukur karena tepat waktu datang ke gereja, bersyukur… bersyukur… dan bersyukur…!


Mudahkah bersyukur ? atau sulit ?

Penulis baru-baru ini mendapat suatu berkat dari seorang pelayan firman yang melayani kami (penulis dan jemaat gereja) di Pemahaman Alkitab Wilayah (PAWIL). Berkatnya begini :

Pelayan firman itu (yang juga seorang gembala gereja satu sinode dengan gereja penulis) bercerita,

“Suatu kali, saya punya khayalan. Saya berkhayal memiliki sebuah keinginan, maka saya pun berdoa. Selesai saya berdoa, tiba-tiba Tuhan Yesus muncul di hadapan saya, dan Tuhan Yesus berkata, “Wah… X (nama pelayan firman itu) kamu benar-benar ga adil !!! AKU sudah memberikan Nyawa dan Tubuh-KU, tapi mengapa kamu masih menginginkan yang lain ?”. Dan saya tersadarkan”

Pada waktu itu, jika berdoa penulis juga menjadi bagian dari “peminta-minta” (maklum… dari fak. ekonomi… demand and supply J tapi sekarang sudah diganti, menjadi ‘demen ama Supiah’… hi… hi… hi… J). Setelah mendengar “sindiran” dari pelayan firman tersebut, penulis pun bertanya,

“Kita tahu, kalau orang nasrani setiap berdoa, selalu meminta-minta, jadi setelah mendengar ilustrasi dari bapak, apa isi dari doa itu yang seharusnya ?”

Cuma satu jawaban dari pelayan firman itu, “Bersyukur

Dan sebagai Firman Tuhan yang harus pembaca hafalkan (dari pelayan firman itu), adalah 1 Tesalonika 5:18, rasul Paulus mengatakan,Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu

Terima kasih Bapa, atas berkat-Mu di PAWIL itu…, penulis jadi mengerti.
Yah……… walaupun satu hari, satu minggu, satu bulan atau satu tahun, penulis tidak berdoa meminta-minta kepada Tuhan, toh Tuhan tetap memberikan berkat !
Benar pembaca ?!

Tidak percaya ?! Kalau tidak percaya, kenapa mengatakan Tuhan itu Maha Kasih ? Kalau Tuhan Maha Kasih, walau tidak kita mintapun DIA pasti memberi, benar ?

Satu contoh, ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Allah begitu murka sehingga IA mengutuk Adam dan Hawa, tapi… sebelum Allah mengusir Adam dan Hawa keluar dari Taman Eden, apa yang dikerjakan Allah ? DIA membuatkan pakaian untuk mereka ! allah mana yang dapat mengasihi sedemikian rupa ?

Bukti yang kedua, penulis cuma memberikan dua bukti saja, karena sesungguhnya begitu banyak bukti Kasih dari Allah Bapa, Yesaya 45:5, “Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku,”

Dalam berperang, senjata adalah perangkat nomer satu. Di ayat kitab Yesaya ini, Allah memberikan “senjata” kepada mereka yang belum mengenal DIA, “senjata” di sini bisa berarti “kebutuhan utama”, seperti makanan.

Jadi, bukan saja kepada umat yang mengenal Allah, DIA memberikan berkat-Nya, tetapi juga kepada mereka yang tidak mengenal-Nya.



Pembaca yang baik, bukan berarti penulis menganjurkan untuk tidak berdoa, tidak sama sekali. Tetapi penulis ingin mengatakan bahwa Berdoalah dengan mengucap Syukur.

Apa yang kita butuhkan sudah Tuhan Allah sediakan, ”Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan ? Apakah yang akan kami minum ? Apakah yang akan kami pakai ? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.” –Matius 6:31-32-

Tetapi, jika kita menginginkan lebih dari sekedar yang Allah sediakan, simak dan renungkan Matius 6:33, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”

Jadi, kenapa kita berdoa dengan meminta-minta ? kalau Allah Bapa sudah tahu apa yang menjadi kebutuhan kita ? bukankah sebaiknya kita berdoa dengan mengucap syukur ?



Setelah peristiwa di PAWIL, sikap penulis dalam berdoa sudah berubah. Di pagi hari, doa syafaat yang selalu penulis lakukan juga sudah berubah tata-bahasanya. Jika dahulu penulis selalu meminta berkat bagi saudara-saudara (sekeluarga), sekarang penulis meminta berkat juga, tapi…… di awal kata, selalu penulis katakan, “Bapa, jika Engkau berkenan, berkatilah…”

Penulis ingin berserah seutuhnya ! penulis tidak ingin “menyuruh” Allah Bapa, Tuhan Yesus, maupun Roh Kudus. Siapakah penulis di mata Mereka ?

Jika Engkau berkenan…, jika Allah berkenan… maka orang tersebut akan diberkati, tapi jika Allah belum berkenan ? yah tidak apa-apa.
Mungkin Bapa akan bersabda, “Orang ini belum dapat AKU berkati dengan berlimpah, mungkin jika ia berubah, AKU akan memberkatinya

Tetapi bila kita berdoa, “Bapa, berkatilah saudaraku ini…”
Apa kira-kira kata Bapa di Sorga ? “Hei ! siapa engkau yang berani menyuruh AKU ?
Akan disembunyikan kemana wajah kita ?

Demikian juga ketika penulis akan berangkat tidur di malam hari, setelah mengucap syukur atas berkat, perlindungan dan bimbingan seharian serta memohon ampunan (juga memohon ampun atas kesalahan orang lain terhadap penulis), maka penulis akan mengakhiri doa dengan, “Bapa, sebentar lagi kami (penulis dan keluarga) akan tidur, kami serahkan jiwa dan raga kami seutuhnya ke dalam tangan-MU, dan jika Engkau berkenan, bangunkanlah kami di pagi hari…”

Tidak meminta tidur yang nyenyak, tidak minta mimpi indah, tidak juga minta di”jagai” oleh Tuhan (apa lagi minta dijagain mobil yang masih di dealer… he.. he.. he..). Tapi bersyukur serta berserah sepenuhnya kepada Tuhan.
Apakah ada yang tahu ketika kita tertidur dan pasti akan bangun kembali ?



Bukan berarti Allah Maha Kasih, maka kita dapat seenaknya saja meminta-minta, sadarlah siapa kita, apakah kita sudah luar biasa ? seperti kebanyakan jemaat di gereja penulis ketika disapa ‘apa khabar’.

Notes : Orang nasrani saat ini sudah seperti orang duniawi, mengapa ? Ya iyalah…, kalau ditanya ‘apa kabar’, selalu di jawab luar biasa. Tapi kalau ada suatu masalah… apa jawab mereka ? “yah… kita cuma manusia yang tidak sempurna
               Lalu, dimana letak penggabungan antara luar biasa dengan tidak sempurna ?
               Ini sama seperti plus satu digabungkan dengan minus satu, sama dengan NOL.


Injil Matius 6:8 mengatakan, “Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.”

Sekarang, kita bandingkan dengan sabda Tuhan Yesus Kristus di injil Matius 21:22, “Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.”

Banyak sekali sabda-sabda dari Allah Bapa dan Tuhan Yesus yang sudah menjanjikan ini dan itu untuk kita. Itu sudah melebihi dari cukup, tidak perlu kita ungkit-ungkit lagi janji Tuhan kepada kita. Karena kita tahu, “Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menepati janji yang telah Kukatakan…” –Yeremia 33:14-

Walau sabda di Yeremia (pada saat itu) diperuntuk bagi kaum Israel dan kaum Yehuda, dengan kita pun sabda Tuhan akan tetap berlaku, “Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah. Engkau, TUHAN, yang akan menepatinya,……” –Mazmur 12:6-7-

Siapakah kita yang terus-terusan menagih janji Tuhan ?
Dari ayat di Alkitab yang sudah kita baca (di atas), Yeremia 29:11, Matius 6:31-32, dan Yeremia 33:14 atau Mazmur 12:6-7, merupakan ayat-ayat jaminan dari Allah kepada umat-Nya.
Lalu ? mengapa kita mengungkitnya lagi ? bukankah sebaiknya kita bersyukur ?


Pembaca yang setia, bersyukur dalam sukacita adalah hal yang wajar, tapi itu juga sering kita lupakan, dan jika diminta bersyukur dikala duka ? dikala terbeban ? ada yang suka ? tidak banyak yang bisa bersyukur dalam kesusahannya, tidak juga penulis.

Tapi, mari kita bersama-sama untuk tetap bersyukur dalam segala hal karena itu adalah kehendak Bapa di Sorga. Satu kehendak Allah sudah kita jalankan, bila kita bersyukur dalam segala hal.

Berdoalah dengan bersyukur, tanpa meminta.
Jika memiliki keinginan, mohonkan dalam kehendak-NYA, jangan menyuruh DIA.
Janganlah menagih janji-NYA, karena Allah kita adalah Allah yang menepati janji-NYA.

Mungkin para pembaca sulit untuk merubah kebiasaan dalam berdoa, tapi percayalah, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, tidak ada yang sukar bagi kita.

Di akhir dari doa penulis, “…kesemuanya ini, doa kami, permohonan kami, dan pengharapan kami, kami serahkan sepenuhnya ke dalam Tangan-MU Bapa, jadilah kehendak-MU atas diri dan kehidupan kami, dan dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami yang Hidup, kami mengucap syukur, kami memohon pertolongan, kami memohon penyembuhan dan kami memohon pengampunan,… Amin.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuhan memberkati kita