“D O A”
DOA, begitu judul dari tulisan penulis kali ini. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), doa adalah “permohonan (harapan, permintaan,
pujian) kepada Tuhan”.
Ada perkataan yang mengatakan, “Doa adalah nafas
orang Kristen”, atau, “Antara kita dengan
Tuhan, hanyalah sebatas Doa”,
atau “Doa
mengubah segalanya”, dan masih banyak lagi kata yang berkaitan dengan
doa dituliskan secara religius.
Kali ini, penulis ingin menulis (sedikit,
hanya sepengetahuan penulis) tentang doa.
Seorang penatua gereja dalam suatu renungan
persekutuan Doa pagi mengatakan, “Doa
Bapa Kami, yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dalam Injil Matius 6:9-13, merupakan Doa yang paling sempurna !”, tepat sekali !
Bapa Kami, yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dalam Injil Matius 6:9-13, merupakan Doa yang paling sempurna !”, tepat sekali !
Kalau tidak sempurna, bukan Tuhan Yesus
Kristus, Sang Putra Tunggal Allah, yang mengatakan-Nya, setuju ?!
Penulis tidak mengetahui, apakah pembuat
KBBI adalah seorang nasrani, tetapi arti (penjelasan) doa yang ditulis di atas,
benar-benar sesuai dengan arti dari Doa Bapa Kami. Mari kita uraikan doa yang
sempurna itu.
Bapa kami yang di sorga, Tuhan Yesus ingin
menunjukkan keberadaan Bapa-Nya, dimana ? bukan
di tempat tidur, bukan di meja makan dan bukan juga di Burj Dubai
(gedung tertinggi tahun 2011, Dubai),
bukan ! tetapi di sorga.
Dikuduskanlah nama-Mu, Ini merupakan suatu bentuk pujian.
datanglah Kerajaan-Mu, Sebuah harapan, yang tidak memaksa, tetapi biarlah
jadilah kehendak-Mu di kehendak Bapa yang jadi.
bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada Permintaan yang wajar, tidak meminta harta, tetapi cuma
hari ini makanan kami makanan yang merupakan
kebutuhan sehari-hari. dan
yang secukupnya secukupnya !
tidak kekurangan atau tidak kelebihan, tapi
secukupnya.
dan ampunilah kami Permohonan ampun dari segala dosa kita.
akan kesalahan kami,
seperti kami juga Tuhan Yesus
Kristus telah merancang doa ini sedemikian
mengampuni orang yang rupa, sehingga kita yang
menggunakannya akan teringat,
bersalah kepada kami kalau mau minta ampun,
ampuni juga orang yang bersalah
pada
kita, benar-benar Sempurna !
dan janganlah membawa Ini juga sebuah bentuk harapan. Tapi pencobaan datang
kami ke dalam pencobaan, bukan dari Allah –Yakobus 1:13-, bukankah Allah itu Maha Pengasih ?!
lalu untuk apa Allah memberi pencobaan bagi kita ? Jadi, siapa yang memberikan
pencobaan ?
Yakobus 1:14 menguraikan siapa yang bertanggung-jawab
atas pencobaan itu. Kalau dari penjelasan ayat Yakobus, iblis hanyalah penyedia
perlengkapannya saja, sedangkan yang bertanggung-jawab atas dosa itu adalah diri kita sendiri !
tetapi lepaskanlah kami Juga sebuah permohonan.
dari pada yang jahat.
Karena Engkaulah yang Di akhiri oleh pengakuan
(dari kita) atas Kekuasaan yang
Empunya Maha Tinggi bagi
Allah Bapa.
Kerajaan dan
kuasa dan
kemuliaan
sampai selama-lamanya.
Amin. Kata amin menurut
KBBI adalah, “terimalah; kabulkanlah; demikianlah hendaknya”.
Kiranya
Allah Bapa (yang kepada-Nya
kita berdoa) mengabulkannya.
Doa yang sempurna.
Sebagai umat nasrani, apakah kita juga
sering mengucapkan doa yang sempurna itu ? Doa Bapa Kami ? atau sudah agak-agak
lupa ?
“Itukan doa
semasa sekolah minggu…,
kalau sekarang… paling hafal doa makan… he..
he.. he.. J”
Doa Bapa Kami sesungguhnya merupakan doa
yang mencakup segalanya.
Apa yang seringkali pembaca katakan di dalam
berdoa ? minta berkat ? punya keinginan ? perlindungan ? pergumulan ? ampunan ?
atau ucapan syukur ?
Semuanya ada di dalam Doa Bapa Kami !
Minta berkat Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
Kebutuhan manusia yang paling utama adalah makanan.
Dan makanan dalam doa ini dapat diartikan sebagai
berkat. Oleh karena itu, Tuhan Yesus
mengatakan, secukupnya, tidak berlebihan,
tidak juga kekurangan.
Punya keinginan Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di bumi seperti di sorga
Keinginan
yang kita mohonkan kepada Bapa Allah, sebaiknya dijadikan
kehendak-Nya, kenapa ? karena kita tidak mengetahui, apakah keinginan
kita itu sesuai dengan kondisi kita, apakah akan menjadi kebaikan atau
malapetaka ? apakah akan menjadi berkat atau sebaliknya ?
Tuhan
Yesus itu baik, apapun keinginan kita,
DIA jadikan kehendak Bapa di sorga.
Perlindungan Dan janganlah membawa kami
ke dalam pencobaan,
Semua
bentuk malapetaka, bencana, penyakit, serta godaan dapat dikategorikan sebagai pencobaan. Oleh karena itu, Tuhan Yesus menyisipkan
kata di atas dengan maksud, berilah perlindungan kepada kami.
Pergumulan Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat.
Pergumulan dapat menjadi jahat, jadi Tuhan Yesus juga membubuhi
perkataan “lepaskanlah kami daripada yang jahat”,
agar disetiap pergumulan yang kita tengah gumuli tidak menjadi jahat bagi kita. Karena jika kita salah menggumulinya,
kita akan terjerumus ke dalam dosa, dan memang seperti itu iblis menaruh
perangkapnya.
Ampunan Dan ampunilah kami dari kesalahan kami,
Sudah
jelas tertulis dalam Doa Bapa Kami. Jika ingin mengakui kesalahan kita secara
terperinci, ya… berdoa lagi… dengan topik yang berbeda.
Ucapan syukur Dikuduskanlah nama-Mu,
Ini merupakan ucapan syukur yang
mengawali doa kita.
Dalam Alkitab, doa yang dibuat oleh Tuhan
Yesus Kristus tercatat dua buah saja, pertama, Doa
Bapa Kami dan yang kedua, Doa di taman
Getsemani. Kita sudah menguraikan doa yang pertama, dan doa Tuhan Yesus
di taman Getsemani adalah doa pribadi antara Tuhan Yesus kepada Bapa-Nya yang
di Sorga.
Doa di taman Getsemani berbunyi : “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini
lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti
yang Engkau kehendaki” – Matius 26:42
Dari dua doa Tuhan Yesus, kita bisa
mengambil ciri khas doa yang Tuhan Yesus lakukan (yang seharusnya menjadi
teladan bagi kita).
Pertama : Doa
selalu diawali dengan menyebut nama
kepada siapa Tuhan Yesus berbicara (berdoa), Bapa-Nya
atau Allah Bapa.
Kedua : Tuhan
Yesus adalah Anak Allah, dengan
demikian, Tuhan Yesus juga adalah Allah.
Sebagai Allah, tentunya Tuhan Yesus dapat melakukan hal yang tak mungkin
dilakukan oleh manusia, tetapi kita bisa melihat “kerendahan-hati”
dari Tuhan Yesus. DIA mengatakan, janganlah seperti
yang Ku (Tuhan Yesus) kehendaki, tetapi Tuhan Yesus lebih menyukai seperti yang Engkau (Allah
Bapa) kehendaki.
Kerendahan-hati
yang patut kita copy di dalam kehidupan ini, jadilah
kehendak-Mu, Bapa.
Dari tahun ke tahun, doa selalu
berubah-ubah, walaupun intinya sama, tapi belum tentu makna doa itu sama. Contoh;
doa meminta berkat dan doa meminta mobil, sama-sama doa permintaan, tapi tidak
sama maknanya. Yang satu meminta berkat, berkat itu bisa berbentuk apa saja,
nafas juga dapat disebut sebagai berkat, tapi doa minta mobil, detilnya sudah
diketahui, mobil, bukan motor, bukan juga kuda.
Jika Tuhan mengabulkan doa minta berkat,
tentunya kita akan bersyukur. Tetapi dengan segala pertimbangan hikmat-Nya,
Tuhan mengabulkan doa minta mobil menjadi mendapatkan sepeda ? Kira-kira yang
berdoa mengucap syukur tidak ya ?
Berbicara mengucap syukur, penulis
mempunyai satu ilustrasi, mungkin para pembaca sudah mendengarnya, tapi tak ada
salahnya jika kita membaca lagi.
Seorang anak kecil tengah
beristirahat di bawah pohon yang rimbun, hari sudah hampir petang, sambil beristirahat,
ia menghitung jumlah uang yang diperoleh dari hasil penjualan kue mamanya. Anak
kecil itu... hmm... sebut saja namanya Gun, lengkapnya Gunawan, dengan nama
keluarga jadi, Gunawan Kartajaya... he.. he.. he.. lebih baik pakai
nama sendiri dari pada ada yang komplain yah !
Sampai dimana tadi ? Oh, si Gun
setelah menghitung uangnya, ia tersenyum... uangnya cukup dengan jumlah kue
yang terjual. Segera Gun menengadah ke atas dan berkata,
"Terima kasih Tuhan Yesus,
kuenya sudah habis dan uangnya juga pas !"
Kemudian,
Gun berdiri, membersihkan celananya, mengambil keranjang kue dan berjalan
pulang ke rumahnya.
Gun
adalah seorang anak berumur sepuluh tahun, ia baru bersekolah kelas dua esde,
kini sekolah gratis, jika tidak gratis, entah sampai kapan Gun dapat sekolah.
Gun tinggal bersama mama dan papanya di sudut sebuah pabrik, dimana papanya
bekerja di sana sebagai petugas kebersihan,
mereka mendapat pengasihan dari pemilik pabrik untuk tinggal di sana.
Keluarga Gun adalah keluarga nasrani, setiap Minggu
mereka berangkat ke gereja yang jaraknya amat jauh… sekali……………
jika semut yang jalan……… J J J,
tapi bagi Gun ?! Hah ! gerejanya
cuma sepuluh langkah dari pabrik, karena memang gereja mereka terletak di
samping pabrik ! he… he… he…
Suatu
hari yang cerah, Allah Bapa yang telah mengetahui kesalehannya keluarga Gun,
memutuskan untuk membawa si kecil Gun untuk berdarmawisata ke Kerajaan-Nya di
Sorga. Maka diatur segala sesuatunya berkenaan dengan datangnya Gun yg saleh
(he… he… he… boleh dong membanggakan diri… J), apa yang boleh dilihat oleh Gun dan apa yang belum boleh
dilihat, telah diatur oleh Allah bersama para malaikat-Nya.
Dan
di suatu malam yang berbintang, setelah Gun membereskan buku sekolah yang akan
di bawa besok, lalu ia pamit untuk tidur. Gun bersila di atas kardus bertilam
kain tempat ia (dan orang tuanya) tidur, ia berdoa, mengucap syukur atas semua
yang sudah dialami seharian ini. Setelah itu, Gun tidur.
Malam
belumlah larut, masih sekitar jam delapan, Gun sudah tidur, tak ada televisi
yang mereka punya, sehingga tak ada lagi yang harus dikerjakan, maka tidurlah
mereka.
Dalam tidurnya, Gun bermimpi. Gun
didatangi oleh seorang yang berpakaian putih cemerlang, seorang yang tampan
dengan senyum selalu menghiasi bibirnya.
"Gunawan, aku malaikat yang
diutus oleh Bapa untuk mengajakmu berjalan-jalan ke Sorga, marilah…", kata
malaikat itu dengan tersenyum
"Oh, emm… bapak malaikat… ngg…
nanti aku pulang lagi ga ke sini ?", tanya Gun yang polos
"Kalau
itu maumu, aku antarkan lagi nanti", kata malaikat
Singkat
cerita, Gun dan malaikat berangkat menuju Sorga. Tak diceritakan, apakah mereka
berjalan di jalan yang sempit seperti nyanyian di sekolah minggu, tapi mereka
sampai dengan selamat di pintu gerbang Sorga.
Kemudian
Gun diajak oleh "bapak malaikat" berkeliling di Kerajaan Sorga.
Banyak sekali ketakjuban Gun melihat apa yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
Matanya berbinar-binar, mulutnya melongo karena takjub.
Setelah berkeliling Sorga, malaikat
itu berkata,
"Gun
yang saleh, sampai di sini saja perjalanan kita, tapi sebelum itu, Allah Bapa
ingin Gun melihat tiga buah ruangan, untuk nanti Gun jadikan sebagai oleh-oleh
di dunia", kata malaikat dengan senyumnya ramah.
Mereka tiba di ruangan pertama.
Ketika
pintu ruangan dibuka, terlihat ratusan bahkan ribuan malaikat sibuk
mondar-mandir sambil membawa beberapa lembar kertas di tangannya.
"Gun,
ini adalah ruangan permohonan, setiap manusia di dunia memohon berkat atau apa
saja, maka permohonannya akan tiba di sini"
Tak
heran, jika ruangan itu begitu sibuk.
Di ruangan kedua, terlihat juga
banyak malaikat mondar-mandir, tapi cuma ratusan saja jumlahnya.
Koq
tau ? lha, kan
lihat di mesin absennya…… JJJ!!!
"Ini adalah ruangan pengampunan
dosa", kata malaikat yang tetap tersenyum
"Rupanya,
manusia lebih senang meminta berkat daripada memohon ampunan dosa…", kata
malaikat itu lagi… dan tetap tersenyum !
Kemudian mereka berjalan lagi ke
ruangan yang ketiga.
Ketika
pintu ruangan dibuka…… terlihat hanya seorang malaikat yang tengah bertugas,
malaikat itupun bertugas dengan santai sambil bersuil riang.
"Ini ruangan apa ?", tanya
Gun
"Ini ruangan penyampaian syukur
kepada Bapa Allah, Tuhan Yesus dan Roh Kudus", kata malaikat
"Tapi…
ke…kenapa sedikit yang mengucapkan syukur ???", Gun bertanya kebingungan,
karena ia sudah dididik untuk selalu mengucap syukur dimana dan kapanpun juga.
"Hmm…
itulah manusia, ingin berkat, ingin diampuni, tapi jarang berterima
kasih", kata malaikat itu sambil menghela nafas tapi tetap tersenyum.
"Nah
Gun yang baik, Gun cuma bisa mengingat tiga ruangan ini ketika Gun sampai di
dunia, ingatkanlah orang-orang di sekitar Gun, ok ?"
Dan
Gun pulang ke tempat tidurnya, ia berjanji untuk mengingatkan orang-orang di
sekitarnya atas ucapan malaikat itu.
Para pembaca yang budiman, kiranya dengan
membaca kita dapat menyerap cerita di atas sekitar tujuh puluh lima persen, daripada kita
mendengarnya, setuju ?!
Bersyukur, KBBI menyatakan “berterima kasih;
mengucapkan syukur”. Bersyukur karena lulus ujian, bersyukur karena bisa
mengikuti rapat komisi, bersyukur karena tepat waktu datang ke gereja,
bersyukur… bersyukur… dan bersyukur…!
Mudahkah bersyukur ? atau sulit ?
Penulis baru-baru ini mendapat suatu
berkat dari seorang pelayan firman yang melayani kami (penulis dan jemaat
gereja) di Pemahaman Alkitab Wilayah (PAWIL). Berkatnya begini :
Pelayan firman itu (yang juga seorang
gembala gereja satu sinode dengan gereja penulis) bercerita,
“Suatu kali, saya punya khayalan. Saya berkhayal
memiliki sebuah keinginan, maka saya pun berdoa. Selesai saya berdoa, tiba-tiba
Tuhan Yesus muncul di hadapan saya, dan Tuhan Yesus berkata, “Wah… X (nama pelayan firman itu) kamu benar-benar ga adil !!! AKU sudah
memberikan Nyawa dan Tubuh-KU, tapi mengapa kamu masih
menginginkan yang lain ?”. Dan saya tersadarkan”
Pada waktu itu, jika berdoa penulis juga
menjadi bagian dari “peminta-minta” (maklum… dari fak. ekonomi… demand and
supply J tapi
sekarang sudah diganti, menjadi ‘demen ama Supiah’…
hi… hi… hi… J). Setelah mendengar “sindiran” dari
pelayan firman tersebut, penulis pun bertanya,
“Kita tahu, kalau orang nasrani setiap
berdoa, selalu meminta-minta, jadi setelah mendengar ilustrasi dari bapak, apa
isi dari doa itu yang seharusnya ?”
Cuma satu jawaban dari pelayan firman
itu, “Bersyukur”
Dan sebagai Firman Tuhan yang harus
pembaca hafalkan (dari pelayan firman itu), adalah 1
Tesalonika 5:18, rasul Paulus mengatakan, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus
Yesus bagi kamu”
Terima kasih Bapa, atas berkat-Mu di
PAWIL itu…, penulis jadi mengerti.
Yah……… walaupun satu hari, satu minggu,
satu bulan atau satu tahun, penulis tidak berdoa
meminta-minta kepada Tuhan, toh Tuhan tetap memberikan
berkat !
Benar pembaca ?!
Tidak percaya ?! Kalau tidak percaya,
kenapa mengatakan Tuhan itu Maha Kasih
? Kalau Tuhan Maha Kasih, walau tidak kita mintapun DIA pasti memberi, benar ?
Satu contoh, ketika Adam dan Hawa jatuh
ke dalam dosa, Allah begitu murka sehingga IA mengutuk Adam dan Hawa, tapi… sebelum Allah mengusir
Adam dan Hawa keluar dari Taman Eden,
apa yang dikerjakan Allah ? DIA membuatkan pakaian
untuk mereka ! allah mana yang dapat mengasihi sedemikian rupa ?
Bukti yang kedua, penulis cuma memberikan
dua bukti saja, karena sesungguhnya begitu banyak bukti Kasih dari Allah Bapa, Yesaya 45:5, “Akulah TUHAN dan tidak ada yang
lain; kecuali Aku tidak ada allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku,”
Dalam berperang, senjata adalah perangkat
nomer satu. Di ayat kitab Yesaya ini, Allah memberikan “senjata” kepada mereka
yang belum mengenal DIA, “senjata” di sini bisa berarti “kebutuhan
utama”, seperti makanan.
Jadi, bukan saja kepada umat yang
mengenal Allah, DIA memberikan berkat-Nya, tetapi juga kepada mereka yang tidak mengenal-Nya.
Pembaca yang baik, bukan berarti penulis
menganjurkan untuk tidak berdoa, tidak sama sekali. Tetapi penulis ingin
mengatakan bahwa Berdoalah dengan mengucap Syukur.
Apa yang kita butuhkan sudah Tuhan Allah
sediakan, ”Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan
kami makan ? Apakah yang akan kami minum ? Apakah yang akan kami pakai ? Semua
itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan
tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.”
–Matius 6:31-32-
Tetapi, jika kita menginginkan lebih dari
sekedar yang Allah sediakan, simak dan renungkan Matius 6:33,
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu.”
Jadi, kenapa kita berdoa dengan
meminta-minta ? kalau Allah Bapa sudah tahu apa yang menjadi kebutuhan kita ?
bukankah sebaiknya kita berdoa dengan mengucap syukur ?
Setelah peristiwa di PAWIL, sikap penulis
dalam berdoa sudah berubah. Di pagi hari, doa syafaat yang selalu penulis
lakukan juga sudah berubah tata-bahasanya. Jika dahulu penulis selalu meminta
berkat bagi saudara-saudara (sekeluarga), sekarang penulis meminta berkat juga,
tapi…… di awal kata, selalu penulis katakan, “Bapa, jika Engkau berkenan, berkatilah…”
Penulis ingin berserah seutuhnya !
penulis tidak ingin “menyuruh” Allah Bapa, Tuhan
Yesus, maupun Roh Kudus. Siapakah penulis di mata Mereka ?
Jika Engkau berkenan…, jika Allah berkenan…
maka orang tersebut akan diberkati, tapi jika Allah belum berkenan ? yah tidak
apa-apa.
Mungkin Bapa akan bersabda, “Orang ini
belum dapat AKU berkati dengan berlimpah, mungkin jika ia berubah, AKU akan
memberkatinya”
Tetapi bila kita berdoa, “Bapa,
berkatilah saudaraku ini…”
Apa kira-kira kata Bapa di Sorga ? “Hei
! siapa engkau yang berani menyuruh AKU ?”
Akan disembunyikan kemana wajah kita ?
Demikian juga ketika penulis akan
berangkat tidur di malam hari, setelah mengucap syukur atas berkat, perlindungan
dan bimbingan seharian serta memohon ampunan (juga memohon ampun atas kesalahan
orang lain terhadap penulis), maka penulis akan mengakhiri doa dengan, “Bapa,
sebentar lagi kami (penulis dan keluarga) akan tidur, kami
serahkan jiwa dan raga kami seutuhnya ke dalam tangan-MU, dan jika
Engkau berkenan, bangunkanlah kami di pagi hari…”
Tidak meminta tidur yang nyenyak, tidak
minta mimpi indah, tidak juga minta di”jagai” oleh Tuhan (apa lagi minta
dijagain mobil yang masih di dealer… he.. he.. he..). Tapi bersyukur serta berserah
sepenuhnya kepada Tuhan.
Apakah ada yang tahu ketika kita tertidur
dan pasti akan bangun kembali ?
Bukan berarti Allah
Maha Kasih, maka kita dapat seenaknya saja meminta-minta, sadarlah
siapa kita, apakah kita sudah luar biasa ?
seperti kebanyakan jemaat di gereja penulis ketika disapa ‘apa khabar’.
Notes : Orang nasrani
saat ini sudah seperti orang duniawi, mengapa ?
Ya iyalah…, kalau ditanya ‘apa kabar’, selalu di jawab luar
biasa. Tapi kalau ada suatu masalah… apa jawab mereka ? “yah… kita
cuma manusia yang tidak sempurna”
Lalu, dimana letak penggabungan
antara luar biasa dengan tidak sempurna ?
Ini sama seperti plus satu digabungkan dengan minus
satu, sama dengan NOL.
Injil Matius 6:8
mengatakan, “Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui
apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.”
Sekarang, kita bandingkan dengan sabda
Tuhan Yesus Kristus di injil Matius 21:22, “Dan
apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan
menerimanya.”
Banyak sekali sabda-sabda dari Allah Bapa
dan Tuhan Yesus yang sudah menjanjikan ini dan itu untuk kita. Itu sudah melebihi dari cukup, tidak perlu kita
ungkit-ungkit lagi janji Tuhan kepada kita. Karena kita tahu, “Sesungguhnya,
waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menepati janji
yang telah Kukatakan…” –Yeremia 33:14-
Walau sabda di Yeremia (pada saat itu)
diperuntuk bagi kaum Israel
dan kaum Yehuda, dengan kita pun sabda Tuhan akan tetap berlaku, “Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak
yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah. Engkau, TUHAN, yang akan menepatinya,……” –Mazmur 12:6-7-
Siapakah kita yang terus-terusan menagih
janji Tuhan ?
Dari ayat di Alkitab yang sudah kita baca
(di atas), Yeremia 29:11, Matius 6:31-32, dan Yeremia 33:14 atau Mazmur 12:6-7,
merupakan ayat-ayat jaminan dari Allah kepada umat-Nya.
Lalu ? mengapa kita mengungkitnya lagi ?
bukankah sebaiknya kita bersyukur ?
Pembaca yang setia, bersyukur dalam
sukacita adalah hal yang wajar, tapi itu juga sering kita lupakan, dan jika
diminta bersyukur dikala duka ? dikala terbeban ? ada yang suka ? tidak banyak
yang bisa bersyukur dalam kesusahannya, tidak juga penulis.
Tapi, mari kita bersama-sama untuk tetap bersyukur
dalam segala hal karena itu adalah kehendak Bapa di Sorga. Satu kehendak Allah sudah
kita jalankan,
bila kita bersyukur dalam segala hal.
Berdoalah dengan bersyukur, tanpa meminta.
Jika memiliki keinginan, mohonkan dalam
kehendak-NYA, jangan menyuruh DIA.
Janganlah menagih
janji-NYA, karena Allah kita adalah Allah yang menepati janji-NYA.
Mungkin para pembaca sulit untuk merubah
kebiasaan dalam berdoa, tapi percayalah, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
tidak ada yang sukar bagi kita.
Di akhir dari doa penulis, “…kesemuanya
ini, doa kami, permohonan kami, dan pengharapan kami, kami serahkan sepenuhnya
ke dalam Tangan-MU Bapa, jadilah kehendak-MU atas diri dan kehidupan kami,
dan dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami yang Hidup, kami
mengucap syukur,
kami memohon pertolongan, kami memohon penyembuhan dan kami memohon
pengampunan,… Amin.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuhan memberkati kita